Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/08/2016, 17:52 WIB

MEDAN, KOMPAS - Aktivitas vulkanis Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meningkat sehingga menyebabkan runtuhnya kubah lava atau sumbat lava bervolume 2,6 juta meter kubik dari kawah gunung.

Awan panas guguran yang biasanya terjadi 2-6 kali meningkat hingga 20 kali dalam sehari. Jumlah gempa juga meningkat hingga lebih dari 100 kali per hari.

Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Arif Cahyo, mengatakan, hari Rabu (24/8) hingga pukul 17.30 terjadi 20 kali awan panas guguran. Jarak luncur paling jauh 3,5 kilometer, dua di antaranya disertai erupsi. Tinggi kolom erupsi tidak teramati karena terhalang kabut. Sehari sebelumnya terjadi 6 kali awan panas guguran tanpa disertai erupsi. Jarak luncur dan tinggi kolom juga tidak teramati.

Arif menyatakan, aktivitas kegempaan Gunung Sinabung juga meningkat. Rabu hingga pukul 12.00 terjadi 137 kali gempa guguran dengan amplitudo 5-120 milimeter dan lama gempa 37-776 detik.

Jika dibandingkan dengan jumlah gempa beberapa bulan terakhir, aktivitas kegempaan Gunung Sinabung meningkat. Sebelumnya, jumlah gempa tidak sampai 100 kali dalam sehari. "Peningkatan jumlah gempa Gunung Sinabung menandakan masih ada tekanan dan suplai energi dari dapur magma," kata Arif.

Dalam dua hari terakhir, kata Arif, Gunung Sinabung juga mengeluarkan guguran lava pijar. Selain itu, terjadi jatuhan material vulkanik berupa batuan kecil dengan jangkauan sekitar 1,5 kilometer ke timur laut, yakni ke Desa Sigaranggarang.

"Kami meminta masyarakat tidak panik meskipun aktivitas vulkanis Gunung Sinabung meningkat. Ancaman langsung Sinabung dapat dihindari dengan tidak memasuki zona merah atau zona berbahaya," kata Arif.

Badan Geologi telah menetapkan zona berbahaya Gunung Sinabung radius 3 kilometer dari kawah. Khusus untuk sektor selatan dan tenggara, zona berbahaya radius 7 kilometer, serta sektor utara dan timur 4 kilometer.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karo Matius Sembiring mengatakan, pihaknya akan memperketat penjagaan di jalan-jalan masuk ke zona berbahaya.

Hingga kini, jalan masuk menuju zona berbahaya dipasangi tembok permanen dan dijaga. Petugas juga melakukan patroli rutin hingga tiga kali sehari ke ladang di zona berbahaya. Namun, beberapa warga masih nekat masuk ke zona berbahaya.

Matius mengingatkan kepada semua warga akan bahaya erupsi Sinabung. Pada 21 Mei lalu, sembilan warga Desa Gamber tewas saat bertani di zona berbahaya setelah diterjang awan panas guguran. (NSA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Agustus 2016, di halaman 15 dengan judul "Kubah Lava Sinabung Runtuh".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com