Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tanggapan Perusahaan Tambang soal Pantai Pulau Merah yang Tercemar Lumpur

Kompas.com - 23/08/2016, 15:09 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Terkait lumpur yang sempat membanjiri pantai Pulau Merah di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, akibat aktivitas ppembangunan di gunung Tumpang Pitu, Direktur PT BSI Cahyono Seto kepada Kompas.com, Senin (22/8/2016), mengaku akan segera melakukan normalisasi sungai Katak.

Selain itu, pihaknya juga akan menyelesaikan dam untuk penampungan air sesuai dengan target yang diminta Pemkab Banyuwangi, yaitu tiga bulan.

"Kami yakin dalam waktu 3 bulan pembangunan semua dam sudah rampung. Kami sudah mempunyai jadwal rencana pengerjaan dan target dari Pemkab Banyuwangi akan kami penuhi," jelas Cahyono.

Baca juga: 10 Hari Tercemar Lumpur, Laut Pantai Pulau Merah Kini Mulai Jernih

Saat ini, menurut dia, sudah ada 43 sebaran fasilitas pengendali sedimentasi di sekitar sungai Katak. PT BSI membangun dam berkapasitas total 1,98 juta meter kubik. Dam itu digunakan untuk menampung dan menyimpan air hujan yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan. Jadi, BSI tidak memakai air tanah dan air sungai untuk kebutuhan perusahaan.

Terkait lumpur yang terbawa air hujan hingga mengotori pantai Pulau Merah, pihaknya telah melakukan pembersihan rutin hingga ke muara sungai.

Menurutnya, debit air hujan yang turun cukup tinggi sehingga dam yang ada tidak mampu menampung derasnya debit air hujan.

"Hampir selama tiga hari, yaitu tanggal 9 sampai 13 Agustus hujan tidak berhenti sehingga dam yang kami miliki tidak menampung. Sementara untuk normalisasi kali Katak sudah dilakukan sejak hari ini hingga akhir Agustus 2016," jelasnya.

Baca juga: Pantai Pulau Merah yang Dulu Airnya Bening Kini Tercemar Lumpur

Ia juga menegaskan bahwa saat ini PT BSI belum melakukan aktivitas menambang emas. Selain itu, perusahaan juga berkomitmen untuk turut membangun kawasan wisata dan tidak hanya Pulau Merah, tetapi juga wisata Pantai Mustika yang berada di Pancer.

"Kami akan menaati aturan yanga ada pada analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan kami laporkan secara berkala kepada pemerintah," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banyuwangi Chusnul Khotimah kepada Kompas.com, Senin (22/8/2016), menjelaskan akan terus mengawasi proses normalisasi sungai Katak yang bermuara di pantai Pulau Merah agar berjalan optimal.

"Saya sudah naik ke gunung Tumpang Pitu. Selain pembangunan infrastruktur di atas sana juga ada pembangunan dam untuk melengkapi Amdal," jelasnya.

Dia juga mengatakan, untuk kebutuhan air baku, perusahaan tambang tidak menggunakan air kali yang ada di sekitarnya maupun menggunakan air bawah tanah, tapi menggunakan air hujan.

Ada dua dam yang dibangun untuk air baku, yaitu dam lima dan dam enam dengan total kebutuhan air baku sebanyak 360.000 meter kubik. Dari enam dam yang dibangun mampu menampung air sebanyak 1.938.000 meter kubik.

"Kalau saya lihat di lapangan dam enam sudah ready 100 persen dan dam lima pembangunannya sudah 90 persen, sedangkan untuk dam tiga pembangunannya 60 persen, serta dam satu sudah 50 persen. Khusus untuk dam empat baru 40 persen dan pengerjaan saat ini adalah pengerasan infrastruktur karena dam ini untuk pengendali air," jelasnya.

Jika dam-dam tersebut sudah selesai, maka harapannya Pantai Pulau Merah tidak lagi dibanjiri lumpur terutama saat intensitas hujan tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com