Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Nasi Kotak, Belasan Peserta MTQ di Kalbar Keracunan

Kompas.com - 24/05/2016, 16:42 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com – Sebanyak 17 peserta kegiatan MTQ ke XXVI tingkat Propinsi Kalimantan Barat yang diselenggarakan di Kabupten Kubu Raya mengalami keracunan usai menyantap makanan yang disediakan oleh penyelenggara, Selasa (24/5/2016).

Belasan peserta yang mengalami keracunan tersebut merupakan kontingen asal Kota Singkawang.

Bupati Kubu Raya Rusman Ali mengaku belum tahu persis terkait adanya peristiwa keracunan yang dialami tersebut. Namun menurut dia, dari info yang peroleh belasan peserta itu mengeluh sakit pada malam harinya.

Menindaklanjuti informasi tersebut, Rusman yang juga merupakan ketua panitia MTQ XXVI langsung mendatangi dan menjenguk peserta yang dikabarkan mengalami keracunan di Hotel Transera, Pontianak, Selasa (24/5/2016) sekitar pukul 14.30 WIB.

“Setelah melihat kondisi peserta yang mengalami keracunan itu, alhamdullilah saat ini kondisinya sudah sehat,” ujar dia usai berdialog dengan salah satu korban.

Rusman menambahkan pihaknya juga akan mendatangkan dokter ahli jika seandainya ada korban yang mengalami sakit berat. Panitia, sebutnya, juga sudah menyiapkan tim kesehatan yang bersiaga selama kegiatan.

“Sampai detik ini belum ada yang dirujuk ke Rumah Sakit,” katanya.

Selaku ketua panitia, Rusman secara terbuka meminta maaf atas kejadian tersebut dan berharap tidak saling menyalahkan. “Yang jelas saya mohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan, tentunya ini kita tidak usah saling menyalahkan,” ujarnya.

Namun, Rusman mengaku, dirinya belum tahu penyebab kejadian ini, apakah terkait dengan pola makan atau dengan kebiasaan makan dari peserta.

Sementara itu, salah satu korban keracunan Abdul Rofiq (42) mengatakan, peristiwa tersebut terjadi ketika dirinya usai menyantap makanan nasi kotak yang disediakan panitia. Saat itu, seluruh kontingen baru saja mengikuti pawai pembukaan MTQ, Senin (23/5/2016). Lantaran merasa capek usai pawai, kontingen pun baru makan sekitar pukul 13.00 WIB.

“Terus terang, secara pribadi saya menilai ada yang tidak layak, terutama sayur. Karena tidak ada pilihan lain, ya saya makan,” ujar Rofiq saat ditemui di Hotel Transera.

Awalnya, gejala yang dirasakan Rofiq adalah sakit perut yang diiringi intensitas buang air besar berulang kali ke toilet.Hingga akhirnya, sekitar pukul 02.00 WIB, iya merasakan badannya tidak mampu berdiri dan gemetaran.

“Tadi pagi saya sampai muntah-muntah, sudah ditangani tim kesehatan yang kami bawa, juga tidak mampu,” ujar Rofiq.

Sekitar pukul 10.00 wib, Rofiq kemudian ditangani tim kesehatan dari panitia dan kondisi nya berangsur pulih.

Rofiq mengatakan, sebagai pelatih yang mendampingi kontingen asal Singkawang, baru kali ini mengalami kejadian tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Berly mengatakan pihaknya tidak mengetahui berapa lama yang bersangkutan itu baru mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh panitia.

“Kalau dilihat penyebabnya makanan nasi kotak, semua peserta dan panitia termasuk tim kesehatan juga mengkonsumi makanan yang sama. Hanya mungkin, waktu makannya ada yang terlambat atau petugas kateringnya yang agak lama mengirim makanan tersebut pada peserta," ujar Berly.

Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan panitia yang mengurus konsumsi.

"Mulai dari bahan makanan, pengolahan dan pendistribusian. Semuanya sudah kita jaga, namun karena ribuan orang peserta maka wajarlah jika ada yang mengalami hal tersebut," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com