Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sejak Indonesia Merdeka, Jalan Desa Kami Isinya Batu-batu Gunung Semua..."

Kompas.com - 11/05/2016, 12:02 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Jalan lintas provinsi yang menghubungkan Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Deli Serdang, dengan Saran Padang, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, rusak berat. Jangankan jaln itu dilintasi mobil, sepeda motor saja susah untuk melintas.

Padahal, ada ratusan orang yang tinggal di desa-desa di balik gunung-gunung itu. Mereka setiap hari harus melewati jalan sepanjang 10 kilometer yang berkubang dan penuh jatuhan batu-batu gunung berukuran besar.

Mereka adalah para petani padi, kopi, dan cokelat yang setiap pagi membawa hasil panennya. Ada pula anak-anak sekolah dan perempuan-perempuan yang harus berbelanja kebutuhan rumah tangganya.

Desa Simempar adalah satu dari 12 desa di Kecamatan Gunung Meriah, 7 kilometer jauhnya dari ibu kota kecamatan, yaitu Desa Pekan Gunung Meriah.

Untuk sampai di desa ini, seseorang harus melewati aral rintang bebatuan besar tanpa aspal yang berserak di jalanan. Butuh keahlian dan pengalaman berkendara untuk melintasi jalan menanjak penuh batu-batu gunung.

Perjalanan naik turun menggunakan mobil gerdang dua pun hanya bisa sampai di Desa Gunung Sinembah, tetangga Desa Simempar. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan dengan terpontang-panting di atas sepeda motor khusus medan berat atau berjalan kaki.

Jalanan rusak parah, berkelok, menanjak, dan curam dengan kemiringan bisa membuat sepeda motor tak mampu mendaki.

Saking parahnya kondisi jalan provinsi tersebut, warga Desa Simempar lebih sering belanja kebutuhan mereka ke Saran Padang atau ke Kabupaten Karo daripada ke ibu kota kecamatan. Pasalnya, jarak ke Saran Padang hanya tiga kilometer walau kondisi jalannya sama saja, rusak parah.

Sulitnya medan membuat pemasaran hasil pertanian terkendala. Kondisi jalan juga semakin hari semakin memprihatinkan dan dengan kondisi cuaca saat ini, keadaannya semakin mengancam jatuhnya korban jiwa.

Kekhawatiran ini yang membuat warga Desa Simempar dan Desa Gunung Panribuan, Kecamatan Gunung Meriah, secara gotong royong memperbaiki jalan yang longsor akibat hujan deras beberapa waktu lalu.

Kepala Desa Simempar, Wari Tarigan, dan Sekretaris Desa Tarsim Tarigan turun langsung. Mereka meletakkan papan dan broti di jalanan berlumpur supaya bisa dilalui sepeda motor.

"Jalan ini sama sekali tak bisa dilewati mobil. Padahal, jalan itu jalan provinsi dan jalan alternatif menuju Brastagi, Tanah Karo, melalui Lubuk Pakam. Kalau tidak diperbaiki, warga dipastikan tidak bisa melintas. Sementara itu, mereka harus menjual hasil ladangnya untuk kebutuhan hidupnya," kata Wari Tarigan, Rabu (11/5/2016).

"Parah kali jalan kami ini. Sejak Indonesia merdeka, jalan tak pernah diperbaiki. Jalan desa kami isinya batu-batu gunung semua. Kami perbaiki jalan pakai uang kami sendiri. Kami minta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memperhatikan nasib kami, mau berapa lama lagi kami begini, masih warga Indonesia kami ini, bukan pelarian," ucap Sembiring, warga Desa Simempar, dengan emosional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com