Kondisi itu disebab saluran irigasi yang menuju ke areal sawah di dua kecamatan tersebut tertutup endapan tanah akibat aktivitas penambangan ilegal di Gunung Manggar.
"Jadi tanah bekas galian tambang di Gunung Manggar ketika terkena air hujan, menutupi saluran irigasi ke 2.000 hektar sawah yang ada di dua kecamatan itu. Akhirnya para petani kesulitan air untuk melakukan penanaman," kata Kepala Seksi Penyuluhan Dinas Pertanian Jember, Luluk Herman, Kamis (7/1/2016).
Saat ini saja, lanjut Herman, dari hasil pendataan di lapangan, baru sekitar 55 hektar sawah yang ditanami petani.
"Jika dibandingkan dengan tahun lalu di minggu pertama, lahan yang sudah ditanami lebih dari 100 hektar," ujar dia.
Luluk mengaku khawatir, jika kondisi tersebut dibiarkan begitu saja, maka akan berdampak terhadap target produksi gabah tahun ini.
"Jelas akan berdampak terhadap produktifitas kita, karena dua ribu hektar sawah bukan jumlah yang sedikit," tambahnya.
Tahun ini, Dinas Pertanian Jember mentargetkan produksi gabah mencapai lebih dari satu juta ton.
"Untuk itu kita akan berkoordinasi dengan dinas terkait, agar menerjunkan alat berat, agar melakukan pengerukan di saluran irigasi yang tertutup sedimentasi tanah dari Gunung Manggar," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.