Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jateng Terancam Kehilangan 8.602 Ton Padi

Kompas.com - 30/09/2011, 22:10 WIB

CILACAP, KOMPAS.com — Kemarau berkepanjangan di Jawa Tengah bagian barat telah menyebabkan sedikitnya 1.564 hektar sawah kekeringan. Akibatnya, wilayah ini berpotensi kehilangan produksi padi sebanyak 8.602 ton. Ironisnya, antisipasi pemerintah daerah setempat dalam mengendalikan ancaman iklim ini dinilai sangat kurang.

Penelusuran Kompas di wilayah eks karesidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, dan Purbalingga, Jumat (30/9/2011), menunjukkan, kekeringan terjadi sebagian besar di areal sawah tadah hujan. Namun, banyak juga sawah irigasi teknis yang tidak bisa tanam padi karena sebagian jaringan pengairan masih dalam pemeliharaan rutin.

Kepala Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman (LPHP) Banyumas Tri Gunawan, Jumat, mengatakan, akibat kekeringan tersebut, sebanyak 276 hektar sawah gagal panen dan 311 hektar tanaman lainnya dalam status terancam.

Kekeringan terluas terjadi di Kabupaten Cilacap mencapai 1.111 hektar, di wilayah Kabupaten Banjarnegara 149 hektar, dan di Purbalingga 304 hektar. Dengan asumsi produktivitas padi rata-rata sebanyak 5,5 ton, wilayah Jateng bagian barat terancam kehilangan produksi sekitar 8.602 ton.

”Betapapun kecil atau besar areal terdampaknya, kekeringan merugikan petani. Serapan Bulog akan tersendat dan pada gilirannya mengancam ketahanan pangan daerah,” ungkap Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Cilacap Soedarno.

Dia melihat, kekeringan di Cilacap akan mengganggu target produksi padi yang tahun ini ditargetkan mencapai 750.000 ton.

Sawah yang kekeringan di Cilacap kebanyakan berada di Cilacap bagian barat. Dulsan (45), petani Desa Kawunganten Lor, Kecamatan Kawunganten, mengaku rugi hingga Rp 2 juta akibat sawah setengah hektar miliknya gagal panen. Usia tanamannya dua bulan saat kekeringan semakin parah.

”Sawah saya memang tadah hujan. Namun, tidak ada pilihan lain. Saat akhir Mei, saya coba menanam padi gogo, tetapi tetap saja gagal,” ucapnya.

Upaya pemerintah daerah setempat mengantisipasi kekeringan salah satunya dilakukan dengan sistem pompanisasi.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Cilacap Gunawan mengatakan, pihaknya telah menyalurkan 668 pompa air untuk digunakan petani. Hanya saja pompa air tersebut bisa digunakan pada persawahan yang dekat dengan sumber air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com