Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Cuma Rp 300.000, Begini Cara Guru Honorer Bertahan Hidup...

Kompas.com - 25/11/2015, 11:19 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Tak pernah menyerah kepada keadaan, itulah yang dilakukan seorang guru honorer bernama Bayu Prihartanto (29), warga Wukirsari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul.

Lulus dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada tahun 2007, Bayu lantas melamar menjadi guru di beberapa sekolah.

"Menjadi guru itu sudah pilihan hidup saya. Karena itu, saya kuliah di PGSD UNY," ucap Bayu Prihartanto, Selasa (25/11/2015).

Bayu menuturkan, setelah lulus, dia diterima sebagai guru honorer di SD Negeri 4 Wonosari, Gunung Kidul.

"Lulus lalu saya diterima jadi guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di SDN 4 Wonosari," tegas dia.

Bayu mengungkapkan, sebagai guru honorer, gaji yang diterimanya di bawah upah minimum, hanya sekitar Rp 300.000 per bulan. Sebanyak Rp 200.000 dari sekolah, ditambah honor dari kabupaten sebesar Rp 100.000.

"Yang pasti sebulan Rp 200.000. Kalau yang honor kabupaten tidak mesti sebulan sekali, kadang tiga bulan baru dapat," ucap dia.

Bayu mengaku, untuk menghidupi keluarganya, tentu honor itu tidaklah cukup. Namun, karena mengajar adalah pilihan hidup, maka mau tidak mau dia menerima keadaan itu.

"Ya tidak cukup, apalagi anak saya satu. Tapi karena sudah cita-cita dan hanya menjadi honorer, saya harus terima," tegas dia.

Bayu pun tidak menyerah. Menurut dia, manusia yang ingin hidup harus berjuang dan berupaya.

Dari situlah, demi menambah pendapatan, bapak satu anak ini lantas membuka usaha warung makan kaki lima penyetan. "Kalau pasrah dan diam ya enggak bakalan bisa makan," kata dia.

"Saya menggadaikan motor satu-satunya untuk buka usaha warung penyetan di Wonosari," ucap dia.

Setiap hari, Bayu pun harus bangun pada pukul 04.00 WIB untuk mempersiapkan bahan makanan di warung, mulai dari belanja, menyembelih ayam, sampai mengolahnya.

"Selesai itu, ke sekolah ngajar, lalu sore jam 5 persiapan buka warung sampai jam 11 malam, seperti itu setiap hari," tandas dia.

Dari penghasilan warung makannya di pinggir jalan, Bayu mendapat penghasilan bersih Rp 50.000 sehari. Tidak besar, tetapi cukup untuk menambah pendapatan keluarga.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com