Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gudang Tutup Saat Pasokan Melimpah, Petani Ancam Mogok Tanam Tembakau

Kompas.com - 19/10/2015, 20:32 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Petani tembakau Kecamatan Paiton dan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, meradang karena Gudang Garam (GG) Paiton berhenti tembakau petani meski jumlahnya berlimpah.

Danang, Ketua Poktan Desa Sukorejo, Kotaanyar, mengatakan kondisi itu sangat merugikan. Tembakau petani lokal yang diambil GG digunakan untuk campuran sebanyak 30 persen.

"GG mengambil tembakau dari luar daerah luar kayak dari Bondowoso karena GG di sana tutup. Akhirnya, jatahnya mengurangi yang di sini," kata Danang, Senin (19/10/2015).

Selain itu, kata Danang, harga tembakau juga hancur. Seharusnya, lanjut dia, makin ke atas harganya makin mahal. Tapi sekarang terbalik, semakin ke atas justru makin murah.

"Sisa tembakau ini buat apa? Mau dijual ke mana kalau GG sudah tutup. Kalau rugi, petani sudah biasa. Tapi tembakau kami gak terbeli, mau (dijual) ke mana?" tanya Danang.

"Hari ini banyak petani ke BRI untuk ngutang bayar kerugian, lantaran harga tembakau murah dan biaya tanam tak sebanding dengan harga jual" tambah dia.

Danang memperkirakan, jika melihat lihat areal tanam, masih 30 persen tembakau petani Kabupaten Probolinggo yang belum terbeli.

"Kalau seperti ini terus, mending petani boikot tanam tembakau satu periode saja. Percuma berharap pada pemerintah, perusahaan punya hak prerogatif menentukan harga," lanjutnya.

Petani juga menuding tak terbelinya tembakau karena tiga orang GG membeli tembakau dari luar daerah, bahkan mereka membuat gudang tembakau sendiri.

Kusnadi, staf GG Paiton menjelaskan, pembelian tembakau kepada petani memang dipercayakan pada gudang kecil yang ditugaskan pabrik dan dikelola tiga orang dari pihak GG, yaitu Jimi, Nicholas dan Hadi.

"Mereka yang beli atas nama GG. Mereka beli sendiri ke petani di rumahnya, lalu dijual ke sini. Di sini tempat penimbunannya. GG sudah tutup sejak pekan lalu. Kita buka 28 Agustus-11 Oktober. Soal tembakau dari luar daerah kami tak tahu," kata Kusnadi.

Sementara itu, Kepala Disbunhut Kabupaten Probolinggo Raharjo menduga tembakau luar masuk ke GG.

Pemkab meminta agar GG membuka kembali gudangnya dan gudang lain diminta jangan tutup sebelum tembakau petani habis. Namun faktanya, gudang sudah tutup saat tembakau petani masih banyak.

Ketua LSM Gajah Mada Hairi mengatakan, pemerintah harus berani membuat regulasi tentang standarisasi harga tembakau.

Pengusaha yang membuka gudang saat harga tembakau murah dan menutup gudang saat harga mahal harus di sanksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com