Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Berlomba Dolanan Tradisional Anak

Kompas.com - 15/03/2015, 18:24 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com - Keceriaan anak-anak terlihat saat mereka memainkan beragam dolanan tradisional anak yang berlangsung di kawasan Simpang Lima Gumul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (15/3/2015).

Mereka tampak asyik memainkan dolanan yang terbilang langka bagi generasi mereka saat ini. Anak-anak yang berasal dari berbagai panti asuhan di Kediri dan sekitarnya itu bermain dolanan "kuno", seperti gobag sodor, egrang, lompat tali, dakon, bola bekel, yoyo kayu, bakiak panjang, hingga ular-ularan.

Setiap permainan itu mempunyai ciri khas masing-masing, seperti egrang atau permainan "berjalan dengan tongkat bambu". Dolanan ini membutuhkan keahlian khusus berupa kemampuan menciptakan keseimbangan.

Pemainnya harus dapat menjaga keseimbangan beban tubuhnya karena fungsi kaki digantikan oleh dua batang bambu yang terpisah dan masing-masing bambu itu diberi pijakan kaki. Penguasaan keseimbangan akan memudahkan berjalan dengan egrang.

Beda lagi dengan dolanan bakiak panjang, yaitu alas kaki dari kayu yang umumnya dimainkan oleh tiga anak dalam sepasang bakiak. Dolanan ini membutuhkan kerja sama dan kekompakan yang baik agar mampu menjalankan bakiaknya. Jika tidak mampu mengorganisasi, pemain akan mudah terjatuh.

Permainan-permainan yang "asing" itu membuat beberapa dari anak-anak terlihat canggung dan tak jarang bingung karena tak memahami cara mengoperasikannya. Sehingga para pendampingnya memberikan penjelasan prosedur permainannya. Maklum saja karena dolanan itu hanya ada kebanyakan pada era sebelum mereka lahir dan kini sudah jarang dimainkan.

Saat ini posisi dolanan tradisional itu sudah banyak tergeser jenis permainan modern yang lebih banyak menggunakan teknologi. Anak-anak zaman sekarang lebih banyak akrab dengan game online ataupun permainan yang dilakukan dengan gadget.

"Awalnya saya enggak tahu cara mainnya, tapi setelah paham caranya, menjadi senang nyoba," kata Abas, salah satu anak yang mencoba memainkan dolanan egrang.

Dolanan anak itu sendiri digagas oleh Yayasan Yatim Mandiri Kediri dan dikemas dalam Festival Dolanan Tradisional. Tujuannya memang untuk menjaga kelestarian dolanan anak yang semakin tergerus oleh permainan modern.

Dolanan tradisional layak dilestarikan karena banyak mengandung makna seperti kreatifitas hingga teamwork, dan yang paling penting unsur olahraga. "Sehingga nanti harapannya anak-anak dapat mengambil manfaat dari permainan itu," kata Sofroul Lailiyah dari Tim Program Yayasan Mandiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com