Akibat penganiayaan tersebut, Winda menderita luka di leher. Dalam laporannya, dia mengenal pelaku dari media sosial twitter sekitar dua bulan lalu. Jesika selama ini kos di komplek Perumnas Batu VI, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.
Kejadian penganiyaan terjadi saat dia menemui Jesika sepulang sekolah pada Jumat (20/2/2015). Saat itu dia bermaksud meminta maaf, karena ada masalah. Namun, saat ditemui di Jalan Vihara, Jesika tidak mau menerima permintaan maaf itu. Sebaliknya, dia memukuli Winda.
Aksi pemukulan tak terhenti sampai di situ. Dengan mencarter sebuah angkot, Jesika membawa Winda ke dekat SMP 11 di Jalan Manunggal, Pematangsiantar. Di tempat sepi itu kembali Jesika memukuli Winda, bahkan handphone Samsung milik Winda diambil paksa. Setelah puas, Winda dibawa lagi dan diturunkan di dekat Pasar Horas.
"Aku juga diancam jangan mengadu karena kata Jesika akan ada pembalasan jilid dua. Udah gitu Jesika minta uang Rp 250 ribu bila ingin hapeku kembali. Padahal aku nggak punya uang," kata Winda.
Kapolres Pematangsiantar AKBP Slamet Loesiono membenarkan kejadian tersebut. Korban datang melapor bersama orang tuanya. "Masih diselidiki dan korban yang melapor sudah dimintai keterangannya," ujar Slamet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.