"Menurut keterangan tersangka yang kami amankan, bahan baku miras oplosan itu terdiri dari alkohol murni dicampur dengan air mentah," kata Kepala Satuan Unit Narkoba Polres Sumedang Ajun Komisaris Polisi I Nyoman Yudhana, Jumat (5/12/2014).
"Perbandingannya, 1 liter alkohol dicampur dengan 6,5 liter air mentah," lanjut Yudhana. Untuk pewarna minuman, lanjut dia, D mengaku memakai zat pewarna makanan. Minuman supleman menjadi perasa untuk miras oplosan ini.
Setelah seluruh bahan dicampur, papar Yudhana menirukan pengakuan D, minuman itu dikemas dalam plastik yang masing-masing berukuran satu liter. Sebungkus plastik dihargai Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per liter.
"Kalau di Sumedang minuman keras oplosan itu, istilahnya biasa disebut 'ginseng', biasa dijual di toko jamu atau di tempat lainnya," kata Yudhana. Harga yang murah, sebut dia, menjadi alasan minuman ini laris di kalangan konsumen kelas menengah bawah serta para remaja tanggung dan anak-anak.
Salah satu penenggak miras "maut" oplosan yang sekarang masih dirawat di RSUD Sumedang, Kamis, dia dan kawan-kawannya menambah lagi campuran untuk minuman tersebut. Campuran tambahan itu adalah obat-obatan yang banyak dijual bebas bahkan ada yang menyebut obat nyamuk bakar.
Sebelumnya diberitakan, seratusan warga Sumedang yang sebagian besar anak-anak muda, dilarikan ke RSUD Sumedang setelah menenggak minuman keras oplosan. Dari jumlah itu, 10 orang tewas. Kejadian serupa juga terjadi di Garut, Jawa Barat, dengan 16 orang tewas karenanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.