Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Puskesmas Ini, Pasien Harus Bayar Uang hanya Untuk Nyalakan Lampu

Kompas.com - 09/11/2014, 19:44 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kelurahan Ponu, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluh atas buruknya pelayanan dari petugas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ponu.

Betapa tidak, setiap pasien yang menjalani rawat inap harus membayar uang listrik sebesar Rp 10.000 per pasien. Keluhan itu disampaikan langsung oleh tiga orang tokoh masyarakat Ponu yakni Ulu Besin Manehat, Syprianus Luan dan Yakobus Manehat, kepada Kompas.com, Minggu (9/11/2014).

“Kami sudah resah dengan pelayanan Puskesmas Ponu yang buruk ini. Banyak pasien yang mengeluh karena tidak mendapat pelayanan yang prima. Bahkan setiap pasien yang hendak menjalani rawat inap harus membayar uang listrik sebesar Rp 10.000, karena lampu di ruang rawat inap itu padam sehingga untuk menyalakan lampu, pasien harus setor uang,” beber Ulu Besin.

Sementara itu Yakobus menambahkan bahwa dua pekan lalu, dia mengantar istrinya Maria Imakulata Saef untuk melahirkan di Puskesmas tersebut. Namun saat berada di Puskesmas, mereka hanya bertemu dengan seorang petugas yang saat itu sedang jaga malam karena waktu itu sudah larut malam sekitar pukul 01.00 Wita.

Namun oleh petugas, mereka dianjurkan untuk pergi mencari bidan di rumahnya bidan. Ketika mereka berhasil menemui sang bidan, bukannya dilayani tetapi justru mereka ditolak dengan alasan sudah malam.

“Ibu bidan itu tolak untuk membantu melahirkan karena sudah malam. Karena waktu itu perut istri saya sudah sakit dan hendak bersalin, terpaksa kami membawa kembali ke Puskesmas dan pergi mencari dukun bersalin di kampung terdekat. Dukun itulah yang kemudian bersama pak Lodi Meko yang membantu persalinan istri saya,” kata Yakobus kesal.

Usai melahirkan, kata Yakobus, istrinya bersama anaknya kemudian dirawat di Puskesmas dengan terlebih dahulu harus menyetor uang untuk biaya listrik Rp 10.000 dan biaya Puskesmas sebesar Rp 350.000. Keesokan harinya baru sejumlah bidan datang dan memeriksa kondisi istri dan anaknya.

Karena berat badan bayi tidak normal, maka bidan dan dokter menganjurkan agar dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Atambua, Kabupaten Belu.

“Mendengar penjelasan dari bidan membuat saya sempat marah dan bertengkar dengan bidan karena saat istri melahirkan tidak ada satu bidan pun yang bantu. Apalagi harus bayar uang listrik dan uang perawatan serta ditambah lagi kalau harus rujuk ke Atambua, kita harus sewa sendiri mobil pickup karena mobil ambulans Puskesmas katanya tidak ada biaya operasional sehingga tidak bisa dipakai oleh pasien,”keluh Yakobus.

Karena ingin istri dan anaknya selamat, Yakobus terpaksa harus menyewa mobil Pickup ke Atambua dengan biaya Rp 200.000.

Sementara itu, Ulu besin Manehat juga menambahkan sejumlah pelayanan buruk lainnya dari Puskesmas Ponu yakni kebiasaan petugas di Puskesmas yang sering menolak sebagian pasien yang datang berobat dengan alasan jam bertugas telah selesai.


'Mereka (petugas medis) masuk kantor Puskesmas antara pukul 9.00 dan 10.00 Wita sehingga waktu mereka datang sudah banyak pasien yang antri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com