Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Dirobohkan, Guru dan Siswa SMK Mengadu ke Dewan

Kompas.com - 03/11/2014, 18:56 WIB
Kontributor Demak, Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Pasca-perobohan bangunan sekolah menengah kejuruan (SMK) milik Yayasan Sholihiyyah di Desa Kalitengah, Kecamatan Mranggen, Demak, pengurus yayasan beserta guru dan perwakilan siswa mengadu ke kantor DPRD Demak, Senin ( 3/11/2014 ).

Mereka menyesalkan adanya perusakan yang dilakukan oleh takmir Masjid Baitut Tagwa bersama warga pada Minggu (2/11/2014) kemarin. Akibatnya, 9 lokal kelas tidak dapat digunakan lagi, padahal kelas tersebut dipakai untuk proses belajar mengajar bagi 200 siswa SMK Sholihiyyah.

"Bagaimana dengan nasib anak didik kami ? Murid-murid kini terlantar, apalagi proses pembongkaran masih terus berlangsung. Pihak takmir telah menyediakan sembilan lokal kelas untuk menampung anak-anak, itu berita bohong," sesal Khuseini, sekretaris Yayasan Sholihiyyah.

Sebelumnya mereka juga mengadu ke Bupati Demak terkait pembongkaran bangunan SMK yang membuat pihak yayasan mengklaim merugi hingga Rp 1 miliar. Selain itu, pembongkaran tersebut mengganggu kondisi kejiwaan siswa dan guru. (Baca juga: Gedung Sekolah Dieksekusi, Sejumlah Siswi Pingsan]

"Kita sudah menceritakan semuanya kepada Bupati Demak, Dachirin Said, kondisi yang terjadi di Sholihiyyah. Kita juga telah melaporkan kasus perusakan ini ke Polda Jateng," katanya.

Salah satu siswi SMK, Shofy Fajriana Hafsah, menyatakan, proses belajar mengajar terganggu karena sekolah mereka dirobohkan. Dia bersama teman-temannya harus belajar di tempat seadanya.

"Sekarang jadi bingung, mau belajar dimana, pokoknya terganggu banget," kata siswi kelas XI tersebut.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Demak, Fahrudin Bisri Slamet yang menerima rombongan dari Yayasan Sholihiyyah, meminta dua belah pihak, takmir dan yayasan, agar sama-sama mengendalikan diri demi menjaga situasi kondusif. Dia juga mengimbau agar sesama warga Kalitengah bisa hidup rukun berdampingan.

"Semestinya pembongkaran tidak perlu dilakukan karena sekolah itu alat perjuangan untuk mendidik generasi muda dan mencerdaskan anak bangsa," tukas Slamet.

"Kami berharap ada solusi terbaik sehingga tidak menjadi persoalan yang berkelanjutan," harap dia.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com