Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Percepat Keberangkatan Haji, Oknum Minta Rp 5 Juta per Orang

Kompas.com - 21/09/2014, 12:03 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com - Panjangnya daftar tunggu untuk menunaikan ibadah haji, menjadi peluang oknum tertentu di Kota Palembang menawarkan percepatan keberangkatan kepada pendaftar haji reguler.

Mereka yang seharusnya diberangkatkan sesuai tahun yang direncanakan, menerima tawaran untuk mempercepat agenda keberangkatan ke Tanah Suci. Syaratnya, bersedia menyerahkan uang Rp 5 juta per kepala jika ingin berangkat lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.

Seperti dikutip dari Sriwijaya Post Minggu (21/9/2014), keduanya mengaku menerima tawaran tersebut dari oknum yang bertugas di salah satu instansi Palembang belum lama ini. Pasutri yang dijadwalkan berangkat haji tahun 2019, dijanjikan bisa berangkat tahun depan dengan syarat menambah uang senilai Rp 5 juta per kepala.

Pengakuan pasutri itu, tawaran diberikan saat pasutri tersebut mengurus kelengkapan berkas keberangkatan haji di tahun 2019. Pasutri itu lalu menemui pegawai yang mengurusi bidang tersebut.

Saat itu, si pegawai menawari pasutri ini untuk mempercepat keberangkatan haji. "Kami ditawari mau atau tidak berangkat haji lebih cepat dari tahun yang sudah dijadwalkan. Kalau mau, tambah uang Rp 5 juta untuk administrasinya," kata si suami berinisial FP.

Di tengah penawaran, oknum pegawai tersebut sesumbar telah berhasil membantu banyak Calon Jemaah Haji (CJH) yang ingin berangkat lebih awal dari tahun yang ditentukan. Mereka berangkat dengan membayar uang tambahan Rp 5 juta sesuai permintaan oknum tersebut.

Oknum tersebut menawari pasutri ini untuk berangkat haji di tahun 2015 atau 2016. Keduanya akan diberangkatkan serentak dengan CJH lain yang mengikuti prosedur sesuai dengan yang ditentukan oknum tersebut.

Namun, penawaran oknum pegawai tersebut tidak diterima oleh pasutri yang tinggal di kawasan Sekip Jaya, Kemuning, Palembang ini. Pasutri yang mendaftar haji di tahun 2011 itu lebih memilih berangkat sesuai dengan apa yang sudah dijadwalkan.

"Kami ingin berangkat sesuai dengan yang direncanakan saja. Apalagi, kita sudah tidak punya uang lagi," kata FP.

Salahi Aturan

Adanya kabar bisa mempercepat keberangkatan haji dengan membayar sejumlah uang, ditegaskan oleh salah satu travel haji di Palembang, bahwa keadaan itu telah menyalahi aturan. Siapa pun CJH yang melakukan ini, pasti akan memiliki masalah setiba di Arab Saudi.

"Setiap tahunnya, sudah ditetapkan kuota berangkat haji. Jadi, jika jumlah CJH yang akan berangkat sudah memenuhi kuota, maka tidak bisa lagi ditambah," kata Amirudin, staf di Naja Travel.

Untuk itu, Amir mengimbau kepada CJH agar tidak merespon jika ada travel yang menawarkan bisa mempercepat keberangkatan haji.

Apalagi dengan syarat harus mengeluarkan sejumlah uang. Untuk travel, hanya mengurusi keberangkatan. Terkait kuota dan kapan berangkat, semua keputusan ada di Departemen Agama.

Percepat keberangkatan haji, beber Amir, bisa dilaksanakan jika ada sisa dari kuota. Pemberitahuan ini didapat pihak travel dari Depag dan selanjutnya akan disampaikan kepada CJH yang mendaftar haji reguler.

"Kita tawarkan kalau-kalau ada yang mau mengisi kuota. Bisa saja ada biaya tambahan, tergantung dengan tarif haji yang ditetapkan pemerintah. Namun, kalau percepat kenaikan haji atas permintaan CJH, itu tidak bisa dan sudah menyalahi aturan," kata Amir.

Kepada masyarakat atau CJH, Amir menyarankan untuk mencari travel yang sudah diresmikan oleh Depag. Setahu Amir, ada tiga travel di Palembang yang sudah diresmikan oleh Depag untuk keberangkatan haji dan umroh. Naja Travel adalah salah satunya.

"Kuota ditetapkan dari Arab Saudi dan disampaikan melalui Depag di Indonesia. Pihak travel hanya menuruti jumlah kuota sesuai dengan kuota yang disebutkan Depag," jelas Amir. (cw6)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com