Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Warga Terus Dihantui Geng Motor, Apa Sih Kerja Wali Kota Makassar dan Polisi"

Kompas.com - 10/09/2014, 16:15 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis


MAKASSAR, KOMPAS.com — Keberingasan kawanan geng motor di Makassar kian menjadi. Tercatat dalam kurun waktu dua bulan terakhir, sudah tiga warga Makassar tewas dipanah, sementara puluhan toko dirusak dan dirampok. Selain geng motor, aksi premanisme dan perang antarkelompok terjadi hampir setiap hari.

Warga mengeluhkan perhatian dari wali kota Makassar terpilih Moh Ramdhan Pomanto dan wakilnya, Syamsu Rizal, serta aparat kepolisian. Warga lalu menilai, Pemerintah Kota Makassar terkesan tidak memedulikan situasi keamanan kota, padahal warga waswas dengan situasi keamanan yang terus memprihatinkan.

Ilham, misalnya, mengaku terus dihantui perasaan takut tinggal di Makassar. Terlebih lagi, perang antarkelompok sering terjadi di daerah tempat tinggalnya di Jalan Kelapa Tiga.

"Saya sementara cari-cari tempat kos baru. Soalnya di sini sering terjadi perang kelompok. Kalau keluar dari rumah, saya juga terus dihantui dengan geng motor. Jangan sampai saya yang jadi korbannya. Tidak tahu ini wali kota kita apa kerjanya, terutama polisi yang tidak bisa menjaga keamanan warganya," tuturnya, Rabu (10/9/2014).

Hal senada juga dikatakan Jaya (26). Menurut dia, warga benar-benar merasa ketakutan untuk keluar rumah karena aksi geng motor, preman, dan kelompok warga yang kerap tawuran.

"Masyarakat mau apa lagi ini, situasi keamanan kota tidak kondusif. Kita mau keluar, tetapi terus dihantui dengan aksi geng motor, premanisme, dan perang kelompok. Soalnya, sudah banyak korban yang terus berjatuhan. Kami lihat di berita-berita, sudah tiga orang meninggal kena panah," ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Makassar yang kerap disapa Dany ini belum bisa dihubungi. Selama dua hari berturut-turut, Selasa hingga Rabu (10/9/2014), Dany yang sedang tidak berada di Kota Makassar tidak merespon panggilan ke ponselnya.

Bentuk tim khusus

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulselbar Komisaris Besar Polisi Endi Sutendi yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya terus berupaya meminimalkan kejahatan yang terjadi di masyarakat dengan langkah preventif.

"Kita sudah bentuk tim khusus, meningkatkan patroli dan terus melakukan razia-razia. Mengenai aksi geng motor yang dikenal masyarakat, itu adalah kelompok-kelompok orang yang melakukan tindakan kriminalitas dengan menggunakan sepeda motor, yang akhir-akhir ini ada korban jiwa yang ditimbulkan," ujarnya.

Terkait korban jiwa akibat geng motor di Kecamatan Tamalanrea, Endi mengatakan bahwa polisi telah mengamankan enam anggota geng motor.

"Sudah ada satu orang ditetapkan sebagai tersangka dan lima orang lainnya dijadikan saksi. Polisi masih cari terus otak pelaku pembunuhan korban Wahyudi di Tamalanrea," tandasnya.

Dari data yang diperoleh di kepolisian, seorang siswa SMP, Alfandi Ramadhan (15), warga BTN Bumi Bosowa Indah Blok B 3 Nomor 17, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, tewas dipanah oleh geng motor di Jalan Veteran Selatan, depan Aspol Perintis, Minggu (20/7/2014) pukul 23.30 Wita.

Korban keberingasan geng motor berikutnya adalah seorang karyawan perusahaan agroindustri di KIMA Makassar, Muhammad Riswan. Warga Jalan Arung Salodong, Baddoka, ini tewas dipanah oleh geng motor di Jalan Salodong, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Sabtu (6/9/2014) pukul 23.31 Wita.

Beberapa jam kemudian, Minggu (7/9/2014) pukul 03.30 Wita, mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Wahyudi Kuasa (22), warga Jalan Kapasa Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, juga tewas dipanah oleh geng motor di Jalan Perintis Kemerdekaan selepas isi bensin sepeda motor di SPBU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com