Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironis, Situs Candi Ngempon Jadi Tempat Prostitusi

Kompas.com - 02/06/2014, 08:43 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com -- Ironis dan menyedihkan. Tanpa perhatian pemerintah, kondisi situs Candi Ngempon yang berada di Lingkungan Ngempon, Bergas, Kabupaten Semarang, saat ini menjadi salah satu lokasi prostitusi yang tergolong ramai.

Sejumlah kalangan khawatir jika tidak segera ditertibkan, lama-kelamaan kawasan Candi Ngempon akan berubah menjadi lokalisasi prostitusi. Sebab, di lingkungan situs peninggalan kerajaan Hindu itu tumbuh subur rumah karaoke dan tempat biliar liar.

Bahkan, di kawasan tersebut saat ini dikenal sebagai pangkalan kaum waria dan menjadi ajang mesum remaja yang sedang berpacaran.

“Awalnya hanya satu karaoke saja, lalu bertambah banyak. Kalau malam suasananya ya ramai karena ada karaoke itu. Ada juga kelompok waria yang sering kali nongkrong pada malam hari di sini. Kami tidak tahu aktivitas mereka, setahu kami mereka hanya datang untuk berwisata. Warga sebenarnya terganggu, tetapi tidak bisa melarang karena itu kewenangannya pemerintah,” kata Hidayat (30), salah satu warga, Senin (2/6/2014) pagi.

Kondisi situs Candi Ngempon yang terdiri dari sejumlah candi dan petirtaan (pemandian) air hangat peninggalan kerajaan zaman Hindu tersebut terancam rusak karena adanya karaoke dan biliar membuat sejumlah kelompok pemerhati cagar budaya turun tangan.

Dua kelompok pemerhati cagar budaya dari Paguyuban Pedulu Cagar Budaya Ratu Sima (PPCBRS) Jateng serta Paguyuban Peduli Cagar Budaya dan Alam Semesta Jateng mendesak Pemkab Semarang melakukan tindakan penyelamatan situs Candi Ngempon.

"Kami sudah mendatangi Kantor Dinas P dan K untuk mendesak penyelamatan Candi Ngempon. Kami sudah lihat langsung di lokasi, dan kami mencermati di Ngempon sudah banyak pelanggaran. Sebab, di sekitar petirtaan sudah berdiri sejumlah karaoke dan biliar yang jaraknya sangat dekat dengan situs Candi Ngempon tersebut. Juga jadi tempat nongkrong ‘makhluk jadi-jadian’ (waria). Lama-kelamaan bisa jadi tempat prostitusi,” kata Ketua PPCBRS Jateng, Sutikno, saat dihubungi via telepon.

Aura mesum di lokasi Candi, kata Sutikno, juga dikeluhkan oleh organisasi keagamaan Hindu lantaran mereka masih menggunakan candi tersebut untuk kegiatan keagamaan.

Dia berharap, dengan keluhan dari masyarakat serta umat Hindu tersebut, pemerintah serius melindungi tempat cagar sesuai peruntukannya. “Kalau itu candi ya harusnya jadi wisata religi dan pendidikan, jangan sampai nantinya menjadi wisata syahwat. Kami minta kondisi itu harus segera ditertibkan,” kata Sutikno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com