Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22 Rumah Retak Diduga Akibat Proyek Tol

Kompas.com - 19/03/2014, 15:27 WIB
Kontributor Pasuruan, Moh. Anas

Penulis

PASURUAN, KOMPAS.com - Sebanyak 22 rumah warga Dusun Patuk, Kelurahan Gempol, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan rusak setelah tanah ambles, Rabu (19/03/2014).

Warga menduga kerusakan itu akibat tanah yang labil karena pembangunan tol baru Gempol-Pandaan. Karena lokasi rumah hanya beberapa meter dari lokasi pembangunan tol tersebut.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, terdapat tiga rumah yang mengalami kerusakan parah. Semua dinding dan lantai retak. Selain itu, tiang penyangga di teras miring dan retak.

Sementara jalan antardusun yang dicor dan melewati rumah tersebut patah serta ambles. Menurut warga setempat, adanya tanda-tanda tanah labil yang berujung ambles itu sebenarnya sudah dirasakan sejak seminggu lalu. Sebagian rumah yang berdekatan tol mengalami retak di bagian lantai.

"Kejadian itu memang awalnya tanah dan keramik rumah saya pecah sepanjang jari telunjuk tangan. Tapi akhirnya ambles seperti ini dan merusak rumah," kata Mustholik, warga setempat.

Mustholik yang juga menjadi anggota DPRD Kabupaten Pasuruan kemudian mendata seluruh rumah yang rusak. Dia menduga, kerusakan rumah akibat adanya pembangunan tol.

"Ini saya akan laporkan ke PT Waskita selaku pelaksana proyek jalan tol ini agar turut bertanggungjawab atas kejadian ini," tambahnya.

Sementara itu, aparat kepolisian setempat datang ke lokasi kejadian langsung memasang garis polisi di lokasi rumah retak. Polisi juga menduga rusaknya 22 rumah karena getaran mesin pemadatan tanah proyek tol.

"Agar aman dan tidak menimbulkan korban, lokasi kami amankan. Sedangkan pemilik rumah kami sarankan agar mengusngsi sementara," jelas Kompol Slamet Supriyadi, Kapolsek Gempol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com