Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tahun di Pengungsian, Korban Tanah Retak di Ambon Stres

Kompas.com - 20/02/2014, 14:12 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Ratusan pengungsi korban keretakan tanah di kawasan Batu Gaja, Kecamatan Sirimau, Ambon, yang mengungsi di Gedung Serba Guna PLN Ambon mengaku mulai stres.

Hingga kini , mereka belum juga dipindahkan ke tempat yang layak. Sejak tahun 2012, saat tanah di pemukiman mereka mengalami keretakan, sebanyak 300 kepala keluarga langsung diungsikan. Hal ini harus dilakukan, kerena rumah-rumah mereka mengalami kerusakan parah.

Tim ahli geologi dari ITB pun merekomendasikan kepada Pemerintah Kota Ambon agar ratusan kepala keluarga ini tidak menempati pemukiman mereka itu lagi.

Warga Batu Gaja yang mengungsi tersebut, sebagian kini menempati Gedung Serba Guna PLN, dan sebagian lainnya tersebar di Kota Ambon.

“Kita sudah stres berada di pengungsian, dan kita sudah muak mendengar dan menunggu janji pemerintah selama ini,” kata Ketua RT 004 RW 02 Kelurahan Batu Gaja, Herman Wenno yang juga pengungsi di lokasi pengungsian Gedung Serbaguna PLN, Kamis (20/2/2014).

Di lokasi pengungsian, setiap keluarga hanya menempati ruangan seluas 3x4 meter. Banyak dari mereka hanya bisa tidur beralaskan tikar. Kondisi yang memprihatinkan inilah yang membuat pengungsi kerap terserang penyakit.

“Pengungsi di sini selalu sakit-sakitan karena memang banyak yang masih tidur beralaskan tikar selama ini,” ujar Herman.

Herman pun meminta agar Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan Kementerian Sosial segera merealisasikan janji untuk membantu para pengungsi, agar mereka segera direlokasi ke tempat yang lebih layak.

“Kami menyadari bahwa banyak bencana di Indonesia yang membutuhkan perhatian pemerintah. Tapi mestinya pemerintah jangan menutup mata dengan kondisi kami di sini. Kita ini sudah 2 tahun mengungsi di sini, dan pemerintah pusat telah menyepakati untuk membantu kami sehingga kami minta janji itu dapat ditepati,” ujar dia.

Relokasi pengungsi terhambat karena anggaran yang dijanjikan dari Kemenpera senilai Rp 11 juta per unit rumah dan dari Kementerian sosial Rp 10 juta per unit rumah belum juga dikucurkan.

Akibatnya, pembangunan rumah pengungsi ini tidak juga selesai. Setidaknya baru 122 unit rumah pengungsi yang dibangun.

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, rencana relokasi para pengungsi yang sebelumya dijadwalkan bulan Januari 2014 pun tidak bisa dilakukan karena belum ada kucuran dana dari pemerintah pusat.

“Kita berharap agar Kemenpera dan Kemensos dapat menyalurkan bantuannya agar pembangunan rumah pengungsi ini segera selesai dan pengungsi bisa segera direlokasi,” kata Richard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com