Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2014, 21:39 WIB

NATUNA, KOMPAS.com
— Kasus memilukan yang dialami Na (16), gadis asal Kota Tarempa, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, yang mengalami tindakan asusila beruntun oleh pacar, ayah tiri, hingga ayah kandungnya sendiri membuat banyak pihak terhenyak.

Bahkan hakim di persidangan pun sempat meneteskan air mata. "Hakim di persidangan sampai menangis saat bertanya ke dia (Na)," ujar Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Natuna, Eko Dwi, Jumat (7/3/2014).

Saat itu, Na yang duduk sendiri di kursi persidangan ditanyai hakim. Hakim heran karena ayah Na tak tampak hadir dan menanyakan keberadaan ayah kandungnya itu.

Namun, salah seorang jaksa cepat-cepat menjelaskan bahwa ayah Na baru ditangkap polisi karena menyetubuhi Na waktu di penginapan. Hakim pun kaget serasa tak percaya.

Rupanya Na kembali diperkosa oleh ayah kandungnya yang mendampinginya untuk mengikuti sidang di Ranai. "Salah seorang hakim waktu itu sempat meneteskan air mata," ujar Eko.

Kasus Na tengah diselidiki di Polres Natuna. Pacar dan ayah kandung Na kini ditahan satu sel di Polres Natuna.

Eko mengatakan, dalam pemeriksaan di Anambas hingga kini, ayah tiri Na yang baru ditangkap polisi belum mengakuinya.

Namun, dari pengakuan Na, memang ayah tirinya yang pertama merenggut keperawanan gadis malang ini. Polres Natuna bakal segera membawa ayah Tiri Na, yakni AS, ke Ranai untuk menjalani pemeriksaan.

Sejak gadis ini menjadi korban perbuatan asusila sang pacar, Na diminta untuk tinggal bersama ibu kandungnya. Sebelumnya, Na tinggal dengan neneknya.

Saat Na tinggal di rumah ibu kandung dan ayah tirinya, Na yang setahun lalu pernah disetubuhi ayah tirinya ini pun kembali berjumpa. Ayah tirinya tak berubah. Dari pengakuan Na ke penyidik, ia kerap digerayangi ayah tirinya itu.

Na sempat mengadukan perbuatan ayah tirinya itu ke ibu kandungnya. Namun, bukannya dibela, Na malah dimarahi ibunya karena dianggap membuat cerita yang mengada-ada.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua Yayasan Keluarga Anak Indonesia (YKAI) Natuna, Harken Dambardi, meminta Pemkab Natuna melalui instansi terkait berkoordinasi dengan Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak (KPPA) Kabupaten Anambas terkait hak Na.

Harken menegaskan, walau Na merupakan gadis asal Anambas, peristiwanya terjadi di Ranai saat ini. Pemkab Natuna juga wajib memberikan perhatian.

"Jangan sampai hak anak diabaikan. Baik itu proses penyembuhan trauma dia, hingga sekolah dia. Pemkab Natuna harus berkoordinasi dengan KPPAD di Anambas dan Pemkab Anambas," tegas Arken.

Jika tidak memungkinkan Na kembali ke Anambas untuk melanjutkan sekolahnya, harus dicarikan solusi, apakah memindahkannya ke daerah lain.

"Pemerintah harus perhatikan itu. Yang jelas jangan sampai haknya sebagai anak Indonesia terabaikan, termasuk penyembuhan pascatrauma," ucapnya lagi.

Kasus yang menimpa Na, menurutnya, sebagai sesuatu yang unik. Harken mensinyalir hal ini sebagai dampak ketidakharmonisan di dalam keluarga.

"Perlu pengawasan ekstra dari pemerintah terkait kasus-kasus seperti ini. Di Natuna sendiri kita berharap Komisi Perlindungan Anak bisa segera terbentuk, karena kasus anak bermasalah dengan hukum (ABH) baik sebagai korban atau pelaku cukup rentan terjadi saat ini. Ini tanggung jawab bersama," tukas Harken. (Tribun Batam/Muhammad Ikhsan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com