Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Banjir Mengaku Kekurangan Makanan

Kompas.com - 06/02/2014, 11:18 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Markini (53), warga Sawah Besar gang V, Kelurahan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, hampir dua minggu ini tidak pulang. Genangan air seperut merendam rumahnya sejak pertengahan Januari lalu.

"Saya ini pemegang rekor terlama enggak pulang. Kalaupun ngintip rumah dari depan gang, he he he," katanya saat ditemui di depan gang III Sawah Besar, Rabu (5/2/2014) sore.

Sore itu, Markini sedang berbincang dengan warga Gang III di pos siaga bencana. Bersama ibu-ibu lainnya, mereka mengeluhkan bencana banjir kali ini jauh lebih besar. Dulu, kalau ada genangan air, paling tidak dua hari hingga tiga hari sudah surut.

Markini lalu bercerita, sejak kebanjiran dua minggu lalu, air yang menggenangi rumahnya belum surut. Bahkan, cuaca cerah sehari pun tidak bisa membuat air surut. "Semuanya basah, kasur yang dipakai anak saya pun pun basah semua. Kalau sekarang tidurnya yang ada aja, " tuturnya.

Nasib serupa dialami Sriyanto (45). Warga Sawah Besar gang III itu juga tidak pernah pulang. Bahkan, sejak dua minggu lalu ia dan lima keluarganya mengungsi tidur hingga mandi di masjid kampung. Sesekali ia memilih tidur di posko.

Saat ditemui Tribun, ia menunjuk anak-anaknya yang tampak tidak terpengaruh dengan banjir. Dua anaknya justru bermain di gang kampung yang tergenang air. Mereka sibuk mencari belut. "Saya ini sudah dua hari, dua malam engga tidur lho, buat jagain sini (pos) kalau-kalau hujan lagi," tuturnya.

Setiap hari, Sriyanto menyempatkan diri menengok rumahnya dari jendela. Ia tidak ingin barang-barangnya ada yang terendam air. Posisi barang elektroniknya sekarang ada di atas meja, termasuk kulkas.

Nasib mereka diperparah dengan miniminya pasokan logistik ke pos mereka. Sri Haryani, warga lain, mengatakan logistik makanan sudah tidak ada yang mengirimi lagi. Padahal warga sekitar bergantung pada dapur umum untuk makan sehari-hari. "Ini aja masakan kemarin tapi masih bisa dimakan," tuturnya.

Selama ini, pihaknya selalu mencari bantuan logistik dengan menelepon berbagai instansi. Namun, kabar terakhir dari Pemerintah Kota Semarang, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang bilang kalau logistiknya sudah habis. "Gak cuma logistik, kami juga butuh selimut kan di sini dingin, lalu perlengkaapan mandi serta obat-obatan," tuturnya.

Sri berharap air yang menggenangi rumah warga segera surut. Lalu, Banjir Kanal Timur (BKT) tidak lagi meluap. Ia mengakui, saat ini setiap kali ada hujan deras rasa trauma mendadak muncul. "Saya takut tiap kali ada hujan deras," ucapnya.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi membantah pihaknya kehabisan logistik. Menurutnya, cadangn logistik di pemkot berupa mi instan dan bahan pokok masih ada. Bahkan menumpuk di gudang. "Kami support terus, enggak habis kok. Masih banyak sekali," tuturnya di Balai Kota, Rabu (5/2/2014).

Ia berujar, warga bisa minta ke kantor kelurahan atau camat terkit bantuan logistik. Bahkan, ia berujar, jika masih tidak bisa, warga bisa mendatanginya langsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com