Menurut Soekarwo, mesti ada upaya untuk merekayasa mobil pikap menjadi mobil penumpang tertutup, yang tidak melanggar aturan lalu lintas.
Kata dia, rombongan pergi bersama ke suatu tempat dengan menggunakan mobil pikap dinilai sebagai liburan paling murah, karena biayanya ditanggung bersama-sama. "Ini biasa terjadi di pedesaan. Mereka biasanya pergi ke pengajian, takziyah, atau ke resepsi pernikahan," katanya, Senin (30/12/2013).
Karena itu, perlu ada rekayasa kendaraan pikap dengan bak terbuka menjadi kendaraan yang layak dan aman ditumpangi manusia, serta tidak melanggar aturan lalu lintas. "Bukan hanya ditutupi terpal atau plastik, tetapi yang aman. Ini perlu dilakukan karena rombongan pergi bersama-sama sudah menjadi budaya masyarakat Jatim," tambahnya.
Dia tidak ingin, budaya kebersamaan itu dilarang, namun tetap harus memenuhi prinsip-prinsip keamanan dan sesuai aturan yang berlaku.
Kecelakaan antara pikap nopol B 2625 XCU dengan truk yang dikemudikan Slamet di Jalan Raya Tongas Probolinggo, dua hari lalu selain menewaskan 18 orang, juga menyebabkan belasan korban luka. Hasil olah TKP tim gabungan polisi dan Dishub Jatim, kecelakaan disebabkan karena human error. Sopir pikap menerobos garis lurus untuk menyalip tiga kendaraan di depannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.