Sebelumnya diberitakan polisi meminta keterangan 114 mahasiswa baru, yang merupakan peserta KBD yang dilaksanakan di Goa China, Desa Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, tersebut.
Menurut Kapolres Malang, AKBP Adi Deriyan Jayamarta, pihaknya akan melibatkan institusi pendidikan untuk mengurai dugaan kekerasan yang menimpa Fikri. "Setelah panggil saksi-saksi dari mahasiswa dan warga, kita juga akan koordinasi dengan instansi pendidikan untuk minta pendapat. Tapi sekarang kita selesaikan pemeriksaan ke saksi dulu," kata Adi ditemui di kampus ITN Malang, Senin (16/12/2013).
Keterangan pakar pendidikan itu, jelas Adi, bisa diambil dari dari Dinas Pendidikan atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. "Kita hanya mau mencocokkan pola yang dipakai dalam Kemah Bakti Desa (KBD) Planologi ITN itu," katanya.
Apakah hukuman push up, merayap, dan sejenisnya itu, lanjut Adi, sudah sesuai dengan kurikulum pendidikan atau pembinaan yang ada. "Itu yang ingin kita ketahui lebih detail," katanya.
Lebih lanjut, Adi mengatakan, setelah pihaknya meminta keterangan pada seluruh mahasiswa baru, peserta KBD Jurusan Teknik Planologi, kepolisian juga akan meminta keterangan tambahan dari panitia, Selasa (17/12/2013).
Adi mengungkapkan, pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan apakah kematian Fikri disebabkan kekerasan oleh para seinornya selama mengikuti ospek. "Sampai saat ini, kami belum bisa mengambila kesimpulan. Karena para saksi masih menjelaskan kronologi kegiatan KBD itu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.