Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2040, 20 Desa di Bengkulu Diprediksi Menghilang

Kompas.com - 04/12/2013, 21:10 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com
 — Koordinator Kebencanaan Woman Crisis Center (WCC) Cahaya Perempuan, Bengkulu, Nurcholis Sastro, mengungkapkan, berdasarkan hasil kajian, pada tahun 2040 sedikitnya 20 desa di kawasan pesisir daerah itu diprediksi akan menghilang akibat laju abrasi yang sangat tinggi.

"Saat ini jarak bibir pantai dengan permukiman penduduk sudah sangat dekat, bahkan ada beberapa rumah yang tepat berada di bibir pantai," kata Nurcholis disampaikan pada saat loka latih adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana yang digelar Kaba Hill, PCI, dan beberapa lembaga nirlaba lainnya di Bengkulu, Rabu (4/12/2013).

Ia melanjutkan, prediksi itu diperoleh dengan melihat sejarah desa dalam 10 tahun terakhir. Menurut Nurcholis, dalam kurun 10 tahun setidaknya daratan di bibir pantai menghilang sepanjang 70 hingga 100 meter. Dalam kurun waktu 30 tahun lebih, puluhan desa yang berada di pesisir diperkirakan akan hilang.

Adapun beberapa desa yang diprediksi akan hilang ditelan laut, yakni berada di Kabupaten Bengkulu Utara, Kecamatana Air Napal, Desa Lais, dan Batik Nau. Kondisi ini tidak saja mengancam Kabupaten Bengkulu Utara, tetapi juga lima kabupaten lainnya seperti Kaur, Bengkulu Selatan, Mukomuko, Bengkulu Tengah, termasuk Kota Bengkulu.

Pemicu dari kondisi tersebut, masih menurut Nurcholis, karena abrasi yang terjadi secara alami, adanya aktivitas pertambangan, dan dampak nyata dari perubahan iklim akibat naiknya permukaan air laut.

Selain berpotensi menghilangkan puluhan desa, abrasi juga mengancam jalan negara penghubung Provinsi Lampung-Bengkulu-Sumatera Barat. Kerusakan jalan tentu akan banyak menghabiskan anggaran negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com