"Sangat disesalkan adanya tindakan perusakan makam leluhur yang ada di Yogyakarta," jelas Penghageng Pariwisata dan Museum II Kasunanan Surakarta, Kanjeng Pangeran Satrio Hadinagoro, saat ditemui seusai melakukan pembicaraan dengan perwakilan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Selasa (2/11/2013).
Ia mengungkapkan, di negara Indonesia yang bersifat Pancasila dan juga mempunyai Undang-Undang Dasar 1945 masih saja ada kelompok-kelompok yang tidak mengerti tentang peninggalan warisan budaya dan melakukan aksi perusakan. Seharusnya, kata Satrio, mereka mengerti tentang peninggalan warisan budaya.
Melihat banyaknya warisan budaya yang ada di wilayah Yogyakarta, terutama makam leluhur Kerajaan Mataram, pihaknya berharap agar aksi perusakan warisan budaya tidak terulang lagi.
"Wilayah Yogya banyak warisan budaya, kami mohon titip dan berdoa agar tidak terjadi lagi perusakan. Tadi Kanjeng Gusti Hadiwinoto juga sepaham," ucapnya.
Menurutnya, melestarikan warisan budaya itu merupakan tonggak dalam mempertahankan jati diri dan harga diri bangsa. Jika memang tindakan perusakan itu disengaja, maka harus diusut tuntas sebab peristiwa tersebut sangat memalukan. "Jika disengaja harus diusut tuntas, takutnya jika tidak, akan merembet," harapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, makam Kiai Ageng Prawiropurbo yang merupakan cucu dari Sri Sultan Hamengku Buwono VI di Jalan Kusumanegara, tepatnya di Desa Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, pada Senin (16/9/2013) sekitar pukul 10.30 WIB dirusak oleh sekelompok orang. Meski tak mengalami kerusakan parah, barang-barang di dalam makam yang dibangun sejak 1933 itu pecah dirusak pelaku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.