Tindakan perusakan tersebut pun, kata Sultan, sangat disayangkan dan tidak menggunakan logika yang sehat. Sebab, jika direnungkan kembali, figur yang dimakamkan di sana tidak mempunyai kesalahan.
"Saya tidak mengerti, dia kan sudah meninggal dan tidak bisa berbuat apa-apa," kata Sultan, Rabu (18/9/2013).
Menurut Sultan, ketika pertimbangan syirik (menduakan Tuhan) yang digunakan oleh para perusak, yang terkait dengan hal itu bukan makamnya. "Bagi saya, tidak ada logika, yang salah bukan yang ada di makam, kan orang-orangnya yang datang sendiri ke sana," ujar Sultan.
Terkait peristiwa itu, Sultan berharap pihak kepolisian dapat segera melakukan penyelidikan dan menjabarkan apa yang sebenarnya terjadi.
Seperti diberitakan sebelumnya, makam Kiai Ageng Prawiropurbo yang merupakan cucu Sri Sultan Hamengku Buwono VI di Jalan Kusumanegara, tepatnya di Desa Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (16/9/2013), dirusak oleh sekelompok orang.
Meski tak mengalami kerusakan parah, barang-barang yang berada di dalam makam yang dibangun sejak 1933 itu pecah dan rusak. Selain itu, beberapa cungkup (kepala nisan) juga terlihat jatuh tergeletak di lantai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.