Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Pesta DJ, Mahasiswa Pamekasan Putar "Musik Dugem" di DPRD

Kompas.com - 08/11/2013, 13:48 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com - Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan perwakilan santri dari berbagai pondok pesantren di Pamekasan, menggelar "pesta musik dugem" di depan kantor DPRD Pamekasan dan kantor Bupati Pamekasan, Jumat (8/11/2013).

Alunan musik yang biasa diputar di tempat-tempat hiburan malam terdengar sangat kencang dan terdengar hingga ke bagian dalam kedua kantor tersebut. Spontan, beberapa staf di dua kantor tersebut berhamburan keluar.

Aksi itu dilakukan mahasiswa untuk menolak acara pergelaran disc jockey (DJ) yang akan digelar di Stadion R Soenarto Hadiwidjojo Pamekasan, Sabtu (9/11/2013). Mereka berpendapat acara itu bisa mendatangkan persoalan moral di Pamekasan karena hiburan itu identik dengan narkoba, minuman keras dan seks bebas.

Ketua PMII Pamekasan, Sidik, mengatakan masyarakat di Pamekasan tidak anti dengan hiburan dan akan mendukung semua hiburan. Tetapi hiburan yang digelar harus sesuai dan selaras dengan kondisi masyarakat yang menganut Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam).

Hiburan DJ di Pamekasan sudah jelas bertentangan dengan Gerbang Salam. Apalagi jika dalam hiburan itu juga disertai penari seksi (sexy dancer). "Pemkab ini otaknya sudah tidak beres. Hiburan yang tidak sesuai dengan karakter masyarakat Pamekasan, diberikan ijin. Ini sama saja pemerintah mendukung hiburan yang salah," kata Sidik.

Pamekasan ini, terang Sidik, merupakan lumbung pesantren, ribuan ulama dan ratusan ribu santri di dalamnya. Jika hiburan yang disajikan merupakan hiburan yang dapat merusak mental generasi dan masyarakat Pamekasan, maka Pemkab Pamekasan turut serta merusak mental generasi Pamekasan.

Oleh sebab itu, PMII Pamekasan bersama gabungan santri dari berbagai pesantren menuntut agar hiburan tersebut tidak digelar di Pamekasan, Sidik menegaskan.

Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Suli Faris, di hadapan peserta aksi mengatakan tidak tahu soal adanya hiburan DJ yang akan digelar besok malam. Pihaknya baru tahu ketika ada PMII dan gabungan santri menggelar aksi ke kantor DPRD Pamekasan.

"Karena saya tidak tahu dengan acara hiburan DJ, maka instansi yang mengeluarkan ijin akan kami panggil untuk dimintai klarifikasi. Jika izin sudah terlanjur dikeluarkan, maka Pemkab sudah tidak peka dengan masyarakat Pamekasan. Jika ijinnya tidak dikeluarkan, maka Pemkab Pamekasan harus tegas," ujar Suli.

Setelah massa ditemui perwakilan DPRD Pamekasan, massa kemudian menuju kantor Bupati Pamekasan. Massa meminta Bupati Pamekasan, Achmad Syafii agar memberikan klarifikasi terhadap izin yang dikeluarkan terkait penyelenggaraan hiburan tersebut.

Wakil Bupati Pamekasan Kholil Asyari, yang menemui massa memastikan bahwa hiburan DJ di Pamekasan tidak akan terselenggara. "Silakan buktikan kalau hiburan itu tidak akan digelar di Pamekasan," ungkap Kholil Asyari.

Pernyataan Wabup itu disambut gembira massa. Musik dugem pun langsung digantikan dengan  alunan shalawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com