Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Mulai Terbiasa dengan Letusan Sinabung

Kompas.com - 25/10/2013, 14:44 WIB

KARO, KOMPAS.com — Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kamis (24/10/2013) pukul 05.50, kembali meletus. Meskipun terkejut, warga mulai terbiasa dengan letusan Sinabung. Setelah mengungsi, warga lereng Sinabung segera kembali lagi ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti biasa.

Meski meletus lagi, status Gunung Sinabung tetap Waspada. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendrasto mengatakan, pihaknya hanya menetapkan 2 kilometer dari puncak gunung disterilkan dari aktivitas warga. Warga bisa menyingkir saat abu datang, tetapi bisa kembali lagi untuk beraktivitas seperti biasa.

Pos Pengamatan Gunung Sinabung di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, melaporkan, abu vulkanik Sinabung menyembur hingga ketinggian 3.000 meter. Abu diterbangkan angin ke arah timur-tenggara mencapai kota Kabanjahe. Namun, abu tidak terlalu tebal. Desa-desa yang saat letusan sebelumnya pekat terkena abu, seperti Sukandenbi dan Sukanalu, pada letusan kemarin bersih.

Pada Kamis sore, hujan mengguyur sejumlah daerah di Kabupaten Karo, termasuk desa-desa di lereng Sinabung dan di Kabanjahe, sehingga abu vulkanik hilang disapu air hujan.

Aktivitas warga di desa-desa yang dekat dengan kawah, seperti Desa Bekerah dan Desa Simacem, kemarin berlangsung seperti biasa. Setelah tenang dari keterkejutan akibat letusan, warga mulai bekerja di ladang.

Berbeda dengan letusan pada September lalu yang menyebabkan kawasan Berastagi dan desa-desa dalam radius hingga 10 kilometer terkena abu, abu kali ini lebih tipis. Kota wisata Berastagi bersih dari abu. Abu terlihat tebal di Desa Bekerah.
Tidak terdeteksi

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karo Robert Peranginangin mengatakan, ”Warga sudah mulai tenang menghadapi letusan. Apalagi letusan kali ini tidak terlalu besar,” kata Robert.

Pada 15 Oktober 2013 pukul 01.17, Sinabung juga meletus. Namun, warga relatif tenang.

Gunung Sinabung adalah gunung yang tidak aktif selama 400 tahun. Gunung tersebut kembali aktif pada Agustus 2011.

Berdasarkan pengalaman letusan tahun 2011 dan letusan September lalu, letusan Sinabung adalah letusan jenis freatik, yakni letusan abu yang ada di permukaan. Letusan tipe ini tak terdeteksi di peralatan kegunungapian karena tidak berbahaya. Ini berbeda dengan letusan magmatik, seperti yang terjadi di Gunung Merapi di Yogyakarta, yang terdeteksi dan mematikan.

Pada letusan tahun 2011, status gunung naik menjadi Awas, sementara pada letusan September lalu, status gunung Siaga. Gunung Sinabung terus diawasi karena masih berpotensi meletus lagi. Meski harus diwaspadai, pengalaman dan sosialisasi kepada warga membuat mereka terbiasa menghadapi letusan. (wsi/han)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com