Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Pungli, Pedagang Mamuju Utara Hadang Petugas Sidak

Kompas.com - 19/10/2013, 10:24 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

MAMUJU UTARA, KOMPAS.com - Puluhan pedagang Pasar Smart di Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, menghadang tim gabungan yang akan melakukan inspeksi mendadak di pasar tersebut, Sabtu (19/10/2013). Pedagang merasa dirugikan oleh praktik pungutan liar di pasar tersebut.

Inspeksi mendadak (sidak) tersebut dilakukan oleh nggota DPRD Mamuju Utara bersama Kepala Dinas Pendapatan Daerah dan Dinas Perhubungan Mamuju Utara. Tim gabungan yang sedianya akan memeriksa seluruh aktivitas pedagang di pasar baru tersebut dihadang puluhan pedagang di pintu masuk pasar. Sejumlah pedagang yang memprotes pungli memperlihatkan kupon retribusi yang dibuat oleh oknum pemerintah setempat dan dijadikan alasan untuk memungut retribusi yang tidak sah.

Anggota DPRD Mamuju Utara, Saifuddin Baso, merasa geram dengan maraknya pungli yang memberatkan pedagang. Saifuddin pun kesal setelah melihat karcis berlogo Pemda Mamuju Utara yang dikenali sebagai retribusi resmi. Menurut Saifuddin, retribusi tersebut ilegal karena tidak diatur dalam peraturan daerah. Ia mengatakan, DPRD dan pemerintah setemapt belum pernah membuat kesepakatan tentang nilai retribusi. Namun, tiba-tiba ada pungutan yang diklaim resmi oleh oknum Dinas Perhubungan.

"Kasihan pedagang, Pak. Pendapatan tak seberapa, mana pembeli malas masuk pasar, sementara pungutannya sangat memberatkan," ujar Amiruddin, seorang pedagang, kepada Saifuddin.

Dalam sidak tersebut, diketahui banyak kios dan los pasar yang kosong karena ditinggalkan pedagang. Para pedagang memilih keluar dari pasar dan mencari tempat jualan di luar pasar karena lebih menguntungkan dan tak ada pungutan.

Saifuddin menyatakan, DPRD Mamuju Utara akan mencari tahu kebenaran adanya pungli tersebut. Ia mengatakan akan segera memanggil sejumlah oknum, termasuk Dinas Perhubungan, untuk mengklarifikasi dugaan pungli tersebut.

Selain mengeluhkan maraknya pungli di pasar tersebut, para pedagang juga mengeluhkan kondisi jalan menuju pasar yang belum diaspal. Selain itu, sistem drainase tidak berfungsi maksimal dan listrik belum menyala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com