"Bukti fisik ini menjadi sangat penting untuk menata kembali dan mengembangkan upaya konservasi badak Indonesia secara komprehensif," kata Zulkifli Hasan pada pembukaan Asian Rhino Range State Meeting, di Bandar Lampung, Rabu (2/10/2013).
Asian Rhino Range State Meeting adalah sebuah pertemuan tingkat menteri dari lima negara, yakni Indonesia, Nepal, Butan, India, dan Malaysia.
Temuan ini bermula dari pemantauan orangutan secara reguler yang dilakukan oleh WWF, Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Saat pemantauan itu, justru tim monitoring menemukan temuan jejak badak, seperti kubangan, jejak kaki, puntiran daun, dan tusukan cula.
Hasil temuan tersebut kemudian diteliti kembali oleh ahli badak. Ternyata, temuan itu dikonfirmasi sebagai jejak badak sumatera.
Kemudian, tim tersebut melanjutkan penelitian dengan memasang video trap di 16 titik selama tiga bulan. Berdasarkan hasil dari video tersebut, kamera menangkap ada badak di tiga titik kamera yang terpasang.
Lokasi penemuan sengaja tidak disampaikan dengan alasan memicu pemburu untuk berburu di sana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.