Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Translokasi Badak Sumatera ke Cincinnati Zoo Ditentang

Kompas.com - 29/09/2013, 15:52 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis


BANDARLAMPUNG,KOMPAS.com - Rencana translokasi salah satu badak Sumatera yang ada dalam penangkaran Suaka Rhino Sumatera (SRS) TN Way Kambas oleh Cincinnati Zoo, Amerika Serikat, ditentang. Direktur Yayasan Badak Indonesia (Yabi) Widodo Ramono mengatakan, populasi badak di Indonesia, khususnya Sumatera, sudah dalam keadaan kritis.

Kelahiran melalui breeding semi buatan In-situ anak badak Sumatera 'Andatu' yang ada di Suaka Rhino Sumatera (SRS) TN Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung, pada tahun lalu, belum bisa dikatakan keberhasilan yang maksimal. Begitu juga, temuan anak badak liar di TNWK Seksi Wilayah Way Kanan I beberapa waktu lalu belum menunjukkan keberhasilan yang penambahan populasi badak secara terukur.

"Kita akan mempertahankan SRS sebagai pusat tempat penangkaran badak semaksimal mungkin, para LSM pendapatnya sudah sama, kalau pun misalnya pertukaran antar taman nasional, kalau ada populasi badak yang kecil sekali ya harus digabungkan dengan yang lain supaya bisa berbiak," kata Widodo, Minggu (29/09/2013).

Perwakilan LSM menyatakan bahwa mereka menghargai Cincinnati yang pernah menularkan tentang ilmu perkembangbiakan badak hingga terbukti mampu melahirkan anak badak di penangkaran SRS. Namun, bukan berarti sepakat memberikan salah satu badak pada Cincinnati Zoo.

"Kalaupun internasional mendukung pemulihan badak, kenapa tidak di sini saja (Way Kambas), kita membangun sama-sama SRS sebagai pusat perkembangbiakan badak," ujar dia.

Selanjutnya, Widodo mengatakan, jika populasi badak di Indonesia sudah berhasil diperbanyak atau kekerabatan antarbadak semakin dekat, barulah translokasi menjadi sesuatu yang wajar demi menjaga kelestarian satwa tersebut. Oleh karena itu, saat ini, pihaknya meminta pemerintah untuk menolak tegas.

"Memang wacana itu sudah pernah disampaikan individu yang dekat dengan istana Amerika Obama, tapi saya pikir pemerintah harus berpikir ulang untuk memberikan badak-badak kita," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com