Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Urine Lebih Mendesak daripada Tes Keperawanan

Kompas.com - 20/08/2013, 14:30 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com — Komisi IV DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), yang membidangi masalah pendidikan, tidak setuju dengan wacana tes keperawanan untuk siswa SMA atau sederajat. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sultra Ryha Madi menentang keras program tersebut.

Ia menilai tes keperawanan terhadap siswi SMA tidak terlalu penting. Menurutnya, saat ini yang paling krusial dilakukan adalah tes urine di kalangan pelajar pada tingkatan SMP dan SMA.

"Apa keuntungan tes keperawanan untuk anak-anak? Pertama, itu hak privasi dan kedua kepentingan apa dilakukan? Saya melihat itu sangat janggal dan nantinya bisa menimbulkan protes, baik dari kalangan orangtua siswa maupun pemerhati pendidikan," papar Ryha ditemui di kantor DPRD Sultra di Kendari, Selasa (20/8/2013).

Menurut Ryha, justru yang lebih penting adalah tes urine terkait penggunaan narkoba. "Nah untuk saat ini yang paling berbahaya dan bisa merusak generasi muda bangsa adalah narkoba. Jadi, mendingan tes urine saja dulu," ungkap Ryha.

Ia melanjutkan, jika tes keperawanan bertujuan untuk menghindari perilaku seks bebas dan aborsi di kalangan pelajar, yang perlu dilakukan adalah perhatian dan pembinaan orangtua orang tua dan guru-guru di sekolah.

"Pembentukan karakter dan pribadi siswa itu penting dilakukan sejak dini di lingkungan keluarga dan sekolah untuk menghindari pergaulan bebas, termasuk peredaran narkoba tadi. Karena kalau orang sudah menjadi pengguna, ia akan sulit lepas dari lingkaran obat terlarang itu," tambahnya.

Hal senada juga dikatakan Ketua Dewan Pendidikan Sultra Dr Abdullah Alhadza. Menurutnya, tes keperawanan bagi siswi SMA atau sederajat perlu dikaji secera mendalam.

"Perlu dipertimbangkan secara matang. Kalau di daerah, belum waktunya. Saya melihat program itu sangat sensitif apakah tes keperawanan itu dalam konteks pendidikan atau kesehatan, apa manfaat dan mudaratnya," kata Abdullah.

Lebih lanjut, Abdullah mengatakan, eskalasi masalah pergaulan dan kehidupan di Sulawesi Tenggara belum terlalu kompleks seperti di kota besar. Menurut dia, lebih baik Dinas Pendidikan melakukan tes urine bagi siswa SMP dan SMA sederajat karena kasus narkoba di Sultra meningkat setiap tahunnya.

"Saya lebih dukung dilaksanakan tes urine bagi kalangan pelajar karena peredaran narkoba di daerah ini juga meningkat dan pengguna juga kalangan siswa. Kasus narkoba menjadi keprihatinan bangsa kita saat ini," tegas dia.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, tengah merencanakan tes keperawanan untuk siswi SMA sederajat. Bahkan, dana tes tersebut akan diajukan pada APBD 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com