Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rachel Pernah Dirawat karena Penyakit Jiwa

Kompas.com - 30/07/2013, 11:55 WIB
Kontributor Bali, Muhammad Hasanudin

Penulis


DENPASAR, KOMPAS.com — Mantan pengacara Rachel Lisa Dougall yang mendampinginya seusai dibekuk Polda Bali pada Juni tahun lalu, Suroso, mengatakan, kliennya pernah dilarikan di RS Trijata saat ditahan di Mapolda Bali. Saat itu Rachel dalam kondisi stres berat karena kecanduan alkohol.

Sebelum dibawa ke rumah sakit, Rachel sempat menolak dan berulah dengan meronta-ronta di depan polisi sehingga terpaksa digendong oleh sejumlah polisi saat dimasukkan ke mobil tahanan.

"Dia paranoid, ketakutan, ngoceh terus," ujar Suroso saat dihubungi Selasa (30/7/2013).

"Diagnosis dokter dia mengalami paranoid sejenis penyakit jiwa," lanjutnya.

Saat menjalani perawatan, Rachel pernah meneleponnya pukul 03.00 dini hari dengan meminjam telepon penjaga sel RS Trijata.

Seperti diberitakan, Rachel Lisa Dougall, mantan narapidana Lapas Kerobokan yang baru saja bebas 28 Mei lalu setelah menjalani hukuman 1 tahun akibat kasus penyelundupan 4,7 kg ke Bali, mengungkap kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi selama ditahan di Lapas Kerobokan kepada media Inggris.

Rachel mengaku kerap disiksa seorang wanita teman satu selnya dengan cara dipukul dan ditendang. Pengakuan Rachel ini diceritakannya lewat Daily Mail.

Penyiksaan itu, kata Rachel, adalah kali pertama dari beberapa pemukulan biadab yang dialaminya di dalam Lapas yang menurutnya terkenal kotor.

Selama di dalam hotel prodeo, Rachel juga mengalami gangguan mental setelah dikurung dengan pecandu narkoba, tahanan HIV-positif, dan lesbian agresif secara seksual. Dia menderita kudis dan mengatakan hampir meninggal karena pneumonia, menghabiskan satu minggu di rumah sakit.

Namun, tudingan Rachel tersebut dibantah Kepala Lapas Kerobokan Gusti Ngurah Wiratna. Dia mengaku sudah mengetahui pemberitaan media Inggris terkait pengakuan Rachel Lisa Dougall yang mengalami penyiksaan di dalam Lapas Kerobokan. Wiratna pun langsung bergerak cepat mengecek kebenarannya di lapangan.

Kalapas kemudian mendatangi blok wanita dan mengumpulkan 16 napi asing wanita untuk mengonfirmasi pernyataan Rachel tersebut. Dari pengakuan napi wanita, seluruh pernyataan Rachel adalah bohong dan hanya mencari sensasi.

"Ini barusan saya keluar dari blok wanita, 16 wanita napi asing saya keluarkan, mereka bilang swear the God tidak ada kekerasan," ujar Wiratna saat dihubungi beberapa saat lalu.

Wiratna menambahkan, para napi asing wanita juga sedih mendengar berita tersebut. "Mereka kesel sama si itu (Rachel) kok tega-teganya seperti itu, terus para napi wanita bilang, 'Buktikan Pak, kalau saya pulang dan ditanya wartawan saya ceritakan apa adanya'," jelas Wiratna menirukan ucapan tahanan asing itu.

Saat ini, Lapas Kerobokan dihuni oleh 70 napi warga negara asing. Sebanyak 54 adalah napi pria, sementara 16 sisanya napi wanita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com