Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Putus, Empat Desa di Kolaka Timur Terisolasi

Kompas.com - 24/07/2013, 14:02 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA TIMUR, KOMPAS.com — Cuaca buruk masih saja terjadi di beberapa wilayah yang ada di Sulawesi Tenggara, salah satunya di Kabupaten Kolaka Timur. Hujan deras yang turun beberapa hari terakhir ini menyebabkan banjir yang luar biasa.

Selain merendam permukiman warga, jembatan penghubung empat desa dari dua kecamatan, yaitu Kecamatan Dangia dan Poli-Polia, terputus total. Desa yang kini terisolasi dari dunia luar adalah Desa Polemaju Jaya, Gunung Jaya, Desa Polenga, dan Desa Lalolera.

Akibat putusnya akses itu, warga sekitar terpaksa harus membuat jembatan darurat agar transportasi bisa kembali normal. Sekretaris Desa Polemaju Jaya, Aslan, mengatakan, jembatan ini dibangun dengan dana swadaya masyarakat dan kontribusi penambang pasir yang mengelola di sekitar sungai. 

"Jembatan putus pada siang hari sekitar jam dua. Debit air memang sangat tinggi akibat hujan yang terus mengguyur, yang menyebabkan jembatan terkikis air sungai yang meluap sehingga membuatnya roboh dan hanyut terbawa arus sungai," katanya, Rabu (24/7/2013).

Dia menambahkan, kejadian ini sempat membuat warga panik. "Jelas warga kami panik pas banjir itu datang. Ini kan baru-baru surut airnya eh tiba-tiba datang lagi. Syukurlah tidak ada korban jiwa dan rumah warga yang terendam banjir juga tidak terlalu parah. Yang parah kini empat desa terisolasi akibat jembatan itu hanyut," tambahnya.

Salah seorang warga bernama Sardiman mengatakan, setelah jembatan ini putus, warga kerepotan dan harus melawati jembatan darurat  yang sewaktu–waktu bisa hanyut jika banjir kembali datang.

"Kami berharap akan ada perbaikan jembatan secepatnya dari pemerintah sehingga aktivitas warga bisa kembali normal," harapnya.

Memang, dalam sebulan terakhir, bencana banjir di wilayah Kolaka Timur sering terjadi. Banyaknya sungai besar serta kontur daerah yang didominasi pegunungan membuat debit air sewaktu-waktu di atas rata-rata. Terlebih lagi, maraknya perambahan hutan menyebabkan lahan gundul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com