Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Sleman Periksa Jalur Evakuasi di Lereng Merapi

Kompas.com - 22/07/2013, 18:57 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Kabupaten Sleman akan melakukan pengecekan jalur-jalur evakuasi dan tempat pengungsian yang terdapat di wilayah kawasan Merapi. Tindakan ini dilakukan terkait fenomena hujan abu yang terjadi pada Senin (22/7/2013) sekitar pukul 04.15 WIB.

Hujan abu yang melanda wilayah Sleman, Muntilan, dan Klaten disebabkan oleh embusan Gunung Merapi setinggi 1.000 meter selama 34 menit. Fenomena tersebut sempat membuat ribuan warga di lima dusun yakni Srunen, Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Ngrangkah, dan Pangukrejo mengungsi lebih kurang lima jam.

Pascaterjadi hujan abu, Pemerintah Kabupaten Sleman beserta jajaran menggelar rapat koordinasi di posko utama penanggulangan bencana Pakem, Sleman. "Rapat koordinasi diikuti mulai dari atas sampai jajaran terbawah atau desa," kata Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Yuli Setyono, saat ditemui seusai menggelar rapat koordinasi di posko utama penanggulangan bencana Pakem, Senin (22/7/2013).

Yuli mengungkapkan, rapat koordinasi dilakukan guna memperoleh informasi dari perangkat desa, terkait warga yang mengungsi akibat dari peristiwa hujan abu. Selain itu, guna mencari data jumlah warga yang mengungsi, alat evakuasi, kondisi tempat pengungsian, dan sarananya.

Suyamsih, Asisten Dua Bidang Pembangunan Kabupaten Sleman, mengaku telah berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umum, dan akan segera melakukan pengecekan jalur evakuasi yang ada di wilayah Sleman.

"Rabu besok kita akan turun melakukan pengecekan dan pendataan jalur evakuasi warga. Akan kita lihat, jika ada yang rusak maka akan segera diperbaiki," tegasnya.

Selain pendataan jalur evakuasi, juga akan dilihat tempat pengungsian, mulai dari bangunan maupun prasarananya. Pasalnya ada beberapa tempat pengungsian yang sarana MCK-nya rusak. "Akan kita pastikan semuanya, untuk MCK kita masih ada 80 MCK portabel," kata Suyamsih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com