Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Sumut: Kita Gampang Diadu Domba, Dipecah Belah

Kompas.com - 11/07/2017, 05:55 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Erry Nuradi mengingatkan kembali sejarah pahit masa pejajahan. Menurutnya, meski Indonesia merupakan bangsa yang besar namun bisa dijajah oleh bangsa lain selama ratusan tahun.

"Kenapa kita bisa dijajah oleh bangsa lain selama ratusan tahun? Karena kita gampang diadu domba, dipecah belah. Sejarah pahit itu harus menjadi pembelajaran agar tidak terulang lagi. Kebhinekaan merupakan kodrat Indonesia, mari kita kokohkan persatuan dan kesatuan dengan tidak mudah dipecah belah," ujar Erry, Senin (10/7/2017).

Politik adu domba akhirnya disadari para pendiri bangsa. Mereka mengajak seluruh tokoh termasuk para ulama bersatu padu dalam kebhinekaan dengan mengesampingkan segala perbedaan yang ada.

Salah satu upaya agar persatuan dan kesatuan ini kian terjalin adalah dengan meningkatkan silaturahim antar sesama. Ciri khas kegiatan silaturahim di Indonesia biasa disebut safari Ramadhan, buka puasa bersama, dan halal bihalal.

(Baca juga: Keteladanan dalam Sepotong Bak Cang dan Kebhinekaan dalam Perahu Naga)

"Mari kita saling mengingatkan karena manusia tidak ada yang sempurna. Apa yang terjadi dengan Uni Soviet bisa saja terjadi dengan Indonesia kalau kita tidak menyadari perpecahan. Mari kita bergandengan tangan membangun Sumatera Utara," tuturnya.

Kondusivitas di Sumut saat ini, sambung dia, tidak lepas dari dukungan berbagai pihak termasuk para tokoh agama dan ulama. Erry berharap, kondisi Kamtibmas senantiasa terjaga, apalagi menjelang pemilihan kepala daerah nanti.

"Sebentar lagi akan ada pesta demokrasi di sejumlah daerah di Sumut. Tentu suhu perpolitikan akan memanas. Silahkan berkompetisi dengan cara yang benar, hindari saling menjelekan dan fitnah. Saya yakin Kapolda Sumut dan Pangdam bisa menjadi juri yang netral mengawal pilkada di jalur yang benar," ucapnya.

Mendengar ucapan Erry, Ketua Majelis Ulama Sumut Abdullah Syah mengamini. "Pererat persaudaraan kita, jaga kekondusifan Sumatera Utara," kata Abdullah.

(Baca juga: Mendagri: Sikat yang Anti-Pancasila, NKRI, Kebhinekaan)

Sementara itu, Irjen Pol Paulus Waterpauw yang baru menjabat Kapolda Sumut berharap masyarakat bisa menerima dirinya.

"Saya titip diri Bapak MUI. Kalau ada apa-apa yang berkaitan dengan tugas kami, tolong disentil dan sampaikan. Kami siap melayani, terima kasih sudah menerima saya," tutupnya.

Kompas TV Obama Kagum akan Kebhinekaan dan Warisan Budaya Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com