Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Briket Enceng Gondok, Secercah Harapan untuk Menyelamatkan Danau Rawapening

Kompas.com - 20/12/2016, 05:39 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Danau Rawapening yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, merupakan satu dari tujuh danau di Indonesia yang diprioritaskan untuk segera direvitalisasi.

Danau seluas lebih dari 2.600 hektar tersebut saat ini hampir 80 persen permukaannya telah tertutup eceng gondok. Belum lagi masalah sedimentasi, pencemaran dan rusaknya ekosistem menambah deretan permasalahan yang ada di danau terluas di Pulau Jawa ini.

Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Bidang Energi, Arif Yuwono, mengatakan, dibutuhkan grand design dengan skala prioritas untuk menuntaskan persoalan Rawapening. Sebab, selama ini, sejumlah upaya yang telah dilakukan hanya bersifat sektoral dan dalam skala yang relatif kecil.

"Tapi ketika kita punya grand design kemudian menentukan prioritas apa yang harus dikerjakan dan program apa yang harus dimunculkan, kita bisa mengatasi Rawapening," kata Arif Yuwono di acara pencanangan program Membangun Pariwisata Kabupaten Semarang dengan Menyelamatkan Sumber Air Rawapening di Agrowisata PT Sido Muncul, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Senin (19/12/2016).

Menurut Arif, banyak program kegiatan tak berjalan karena aliran dana dari APBN atau APBD berhenti,, sehingga permasalahan tidak kunjung tuntas karena belum sempat membangun secara keberlanjutan.

Kuncinya, kata Arif, adalah konsisten dengan grand design yang telah dibuat serta melibatkan masyarakat sekitar Rawapening.

"Kunci pendukungnya di bawah adalah pemberdayaan masyarakat, apabila masyarakat tak dilibatkan maka kegiatannya tak bisa berkelanjutan. Apalagi dananya terbatas dan hanya bergantung tahun angggaran," ungkapnya.

Ia menyampaikan fungsi utama Rawapening untuk reservoar air, pembangkit listrik tenaga air, sekaligus wisata, semakin terancam bila tidak ada program kelanjutan. Namun grand design penyelamatan Rawapening, menurutnya, bukanlah dokumen mati. Tapi bisa bisa diisi sesuai dinamika di lapangan.

"Kami tidak berharap muncul grand design yang lain lagi, karena kapan kita harus melakukan sesuatu kalau hanya berhenti di tingkat perencanaan. Peyelamatan Rawapening mungkin bukan tujuan, tapi yang paling penting adalah kesejahteraan masyarakat sekitarnya," tandasnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Pariwisata Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan, fungsi utama danau Rawapening untuk kebutuhan air minum, pembangkit listrik, pariwisata dan perikanan darat belum optimal lantaran permasalahan Rawapening belum terselesaikan secara menyeluruh.

"Saatnya kita curahkan segala kemampuan untuk mendukung penyelamatan Rawapening. Kalau saat ini Sido Muncul berkomitmen membantu penanganan eceng gondok sekaligus berupaya menyelamatkan sumber air Rawapening sangat luar biasa, bisa menjadi contoh bagi pengusaha lainnya di Jawa Tengah," katanya.

Menurut Gubernur, Rawapening yang secara demografi berada di tengah-tengah wilayah Jawa Tengah merupakan potensi pariwisata yang sangat prospektif untuk terus dikembangkan.

"Dengan kondisi danau semakin baik maka sektor pertanian, perikanan, industri kerajinan, pariwisata di Jawa Tengah makin maju," ucapnya.

Dengan permasalahan eceng gondok yang meresahkan semua pihak, maka Sido Muncul melalui kegiatan CSR-nya melakukan penelitian pemanfaatan eceng gondok menjadi sumber energi baru.

Energi alternatif

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com