Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Ditembak, Kera Langka Mati TerLuka di Alun-Alun Kota Kendari

Kompas.com - 13/06/2016, 08:30 WIB
Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Seekor anak kera hitam (Macaca ochreata) khas Sulawesi mati tergeletak di trotoar jalan kawasan alun-alun Jalan Abunawas, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (12/6/2016).

Kera endemik Sulawesi yang terancam punah itu sempat berkeliaran di pohon trembesi kawasan eks MTQ Kendari dengan empat kawanan kera lain sejak dua hari lalu.

Warga setempat, Amin mengatakan, di bagian perut kera yang mati itu terdapat luka mirip bekas tembakan senapan angin. Ia mengatakan, selama ini warga penasaran ingin melihat langsung kawanan kera itu di taman kota.

"Sebelum di atas pohon ini, kera-kera itu bergelantungan di taman kota Kendari. Banyak yang melintas singgah melihat kawanan kera-kera, sehingga jadi tontonan menghibur," kata Amin, Minggu.

Namun, ada pengunjung yang jahil dengan melempari dan menjolokkan tongkat kayu ke arah mereka.

Prihanto dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Sulawesi Tenggara, mengatakan, pihaknya mengetahui keberadaan satwa endemik itu sejak Sabtu (11/6/2016) lalu.

Namun, BKSDA belum dapat memindahkan kawanan kera itu karena keterbatasan alat.

"Karena penangkapan perlu senapan bius. Jadi rencana baru Senin besok (hari ini) BKSDA akan lakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan yang memiliki peralatan lengkap," kata Prihanto.

Ia prihatin karena ada kera yang mati. Ia menduga kera-kera itu dari kawasan pegunungan Tahura Nipa-Nipa yang membentang dari wilayah Kota Kendari sampai wilayah Kabupetan Konawe.

Menurut Prihanto, kera itu bukan hewan peliharaan. Hal itu dibuktikan dengan kehadiran mereka secara berkelompok.

"Biasanya kalau hewan-hewan ini masuk kota itu karena habitatnya terdegradasi oleh gangguan manusia atau alam juga satwa-satwa ini kelaparan akibat kekurangan pasokan makanan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com