Bocah asal Dusun Sanggrahan, Desa Kebon Agung, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang itu meninggal dunia sesaat setelah pulang dari pasar akibat jatuh tertimpa pohon.
Nasikin (64), ayah Fajar, menceritakan bahwa beberapa hari sebelum musibah itu, Fajar merengek minta dibelikan sepatu dan baju seragam. (Baca: Tertimpa Pohon Tumbang, Pengendara Motor Tewas)
Bocah itu beralasan seragamnya sudah usah sehingga perlu diganti dengan yang baru. Nasikin pun menuruti kemauan putra bungsunya itu.
"Fajar enggak mau sekolah karena sepatu dan baju seragamnya rusak, ia lalu merengek minta dibelikan," kata Nasikin, ditemui di kediamannya, Sabtu (23/1/2016).
Keduanya lantas pergi berboncengan sepeda motor ke Pasar Kaliangkrik untuk membeli sepatu.
Semula, kakak Fajar yang hendak mengantarkan bocah itu membeli peralatan sekolahnya tersebut ke Pasar Bandongan.
Namun, Fajar saat itu hanya mau diantar sang ayah. Kemudian selesai membeli sepatu, Fajar meminta agar segera pulang.
"Padahal saya minta dia istirahat dulu, tetapi Fajar enggak mau, alasannya karena saya sudah ditunggu jamaah," kisah Nasikin yang juga seorang guru mengaji itu.
Nasikin tidak menyangka, dalam perjalanan pulang, keduanya tertimpa pohon tumbang di jalan Jembatan Kalikanci, Desa Beseran, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang.
Nasikin mengalami luka ringan di bagian wajah. Sementara itu, Fajar terpental lalu jatuh membentur aspal.
Keduanya sempat dirawat di RSU Tidar Kota Magelang. Namun, nyawa Fajar tidak tertolong karena luka parah di bagian belakang kepalanya.
"Kejadiannya begitu cepat, saya terjatuh, tetapi saya tidak tahu bagaimana keadaan anak saya karena saya tidak bisa melihat apa-apa meskipun waktu itu saya dalam kondisi sadar dan masih bisa mendengar," tutur Nasikin.
Di kediamannya, Nasikin tampak menyalami pelayat yang silih berganti datang untuk mengucapkan belasungkawa.
Sementara itu, ibu Fajar, yakni Rofi'ah, masih terguncang dan terlihat masih ditenangkan oleh para kerabatnya.