Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Balon Udara Semarakkan Syawalan di Dusun Kauman

Kompas.com - 24/07/2015, 15:18 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Festival Balon Syawalan menjadi agenda rutin yang digelar pemuda Dusun Kauman, Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Setidaknya ada 250 balon udara tradisional berbagai ukuran yang diterbangkan dalam festival ini.

Bagi warga Kauman dan sekitarnya, festival ini menjadi tanda "syawalan" atau lebaran ketupat yang biasa dilaksanakan tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Ada dua lokasi pelepasan balon, yakni di halaman depan Masjid Agung Kauman dan di lapangan dusun setempat.

Ratusan warga tampak antusias mengikuti fastival ini. Selain warga Kauman, banyak warga dari daerah lain yang turut menyaksikan acara ini. Mereka datang dari Kota Magelang dan Kabupaten Temanggung.

Selain balon udara, ada pula pengajian akbar dan sejumlah pertunjukkan tari tradisional untuk menambah semarak "syawalan".

Doni Suryawan (27), Ketua Panitia Festival Balon Syawalan, menjelaskan, festival balon sudah berjalan sejak tahun 1980-an. Tujuannya untuk menghibur masyarakat sekaligus mempererat tali silaturahmi antarwarga.

"Setiap syawalan banyak warga yang datang ke daerah kami untuk mengikuti pengajian akbar, maupun berziarah ke makam. Nah, festival ini untuk menghibur warga yang datang sekaligus menjalin kekeluargaan antarwarga," kata Doni, di sela-sela acara, Jumat (24/7/2015).

Di desa yang berada di Jalur Magelang-Semarang ini memang terdapat Masjid Agung Kauman dan pondok pesantren berusia tua, didirikan oleh Kiai Romo Agung Muhammad Sirodj pada tahun 1930.

Setiap tanggal 8 Syawal atau sepekan setelah Lebaran, ratusan orang datang ke makamnya yang terletak di belakang masjid. Mereka berziarah dan berdoa bersama.

Doni menjelaskan, ratusan balon udara itu telah dipersiapkan jauh hari sebelum Hari Raya Idul Fitri tiba. Biasanya pertengahan bulan puasa, seluruh pemuda dan anak-anak meluangkan waktu untuk membuat balon warna-warni tersebut.

Biaya yang dihabiskan bisa mencapai Rp 7 juta yang dihimpun dari donatur dan swadaya masyarakat. Seluruh balon terbuat dari kertas tipis dan plastik yang dirangkai sedemikian rupa dengan berbagai ukuran.

Sebanyak 10 balon balon ukuran besar dengan ukuran tinggi sekitar 10-15 meter, sisanya lebih kecil dengan ukuran tinggi berkisar 1-2 meter. "Festival balon ini menjadi tradisi yang tidak akan pernah putus. Kami akan terus melestarikannya," ungkap Doni.

Heru, warga Temanggung, mengaku senang bisa mengikuti festival balon syawalan ini. Hampir setiap tahun ia datang ke Dusun Kauman, untuk berziarah dan bersilaturahmi ke sanak keluarga yang ada di dekat dusun itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com