Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabel PLN Ditabrak Kapal, Listrik "Black Out" 14 Jam di Tiga Kota

Kompas.com - 08/07/2014, 18:13 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com – Selama 14 jam, tiga kota besar di Kalimantan Timur, yakni Samarinda, Balikpapan dan Kutai Kartanegara, mengalami pemadaman listrik total (black out). Pemadaman dimulai sejak pukul 03.00 dini hari, hingga pukul 17.00 Wita, Selasa (8/7/2014).

Kepala Humas PT PLN (Persero) Wilayah Kaltim–Kaltara, Ismail Deu menyampaikan permohonan maaf kepada warga Kaltim. “Kami sangat menyesalkan kejadian tersebut, dan sesaat setelah ditemukannya indikasi gangguan, kami segera melakukan pemulihan pelanggan yang padam,” kata Deu.

Deu menjelaskan, kejadian pemadaman itu terjadi karena adanya insiden kabel transmisi 150 kv yang menghubungkan Sirkit Tengkawang-Harapan Baru, Samarinda terputus.

“Kabel ditabrak kapal bermuatan crane yang melintas di Sungai Mahakam pada tanggal 8 Juli 2014, sekira pukul 02.45 dini hari. Sehingga menyebabkan black out di tiga kota yaitu Samarinda, Balikpapan dan Tenggarong,” ungkapnya.

Kini PLN tengah melakukan upaya mempercepat pemulihan di sisi pelanggan dengan pengoperasian sistem kelistrikan secara terpisah di masing-masing kota.  “Saat ini kami sedang melaksanakan perbaikan pada saluran transmisi yang terputus. Diharapkan sebelum warga di Samarinda, Balikpapan dan Tenggarong melaksanakan buka puasa, listrik sudah kembali normal. Sebelumnya kami minta maaf yang sebesar-besarnya,” kata Deu.

Akibat ketidaknyamanan itu, warga banyak mengeluh, terutama yang sedang melaksanakan ibadah sahur. “Sahur gelap-gelapan, saya masak sayur sampai kering. Eh waktu masak nasi ternyata belum matang. Sedih banget masak sahur gelap-gelapan,” kata Aisyah, warga Muso Salim, Samarinda.

Tidak hanya Aisyah, Wardi, seorang penjual nasi goreng di kawasan Pramuka yang menjadi langganan sahur para mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, terpaksa menutup dagangannya. Sebab, Wardi tidak bisa memasak jika kondisi gelap.

Wah rata-rata penjual makanan di sini tutup semua. Siapa yang bisa masak gelap-gelapan. Dari pada pelanggan yang sahur mengeluh, mending tidak jualan saja,” kata dia.

Akibat kejadian itu juga, Wardi mengaku merugi. Biasanya, saat sahur dia akan memperoleh untung hingga Rp 1 juta. Namun, akibat pemadaman ini, Wardi harus menutup dagangannya sehari semalam. “Sudah jam lima sore ini, saya tutup saja lah. Saya tidak konsen jualan kalau gelap begini. PLN mati sampai belasan jam itu kan tidak lucu,” kata Wardi.

Sementara itu, ancaman demo dari masyarakat sudah terdengar marak di jejaring sosial Facebook dan Twitter. Masyarakat sangat keberatan dengan pemadaman yang tidak jelas kapan berakhirnya itu.

“Kami akan mendemo PLN jika besok PLN tidak juga menghidupkan listrik. Kaltim negri lumbung energi tapi malah minim listrik, payah,” demikian bunyi status di facebook akun Nalista.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com