Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Australia Peringati Pembebasan Gull Force di Ambon

Kompas.com - 10/09/2013, 19:14 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON, KOMPAS.com – Sebanyak 24 anggota keluarga veteran Batalyon 2/21 Gull Force dari Australia memperingati upacara pembebasan tentara Gull Force di tugu “Memorial Building Ambon”, Taman Makam Persemakmuran, di kawasan Kapaha, Ambon, Selasa (10/9/2013).

Upacara ini dilakukan untuk memperingati penahanan tentara Gull Force oleh tentara Jepang pada tahun 1941-1945 di Ambon. Upacara peringatan 68 tahun pembebasan tentara Gull Force ini berlangsung hampir satu jam dan dipimpin Presiden Asosiasi Batalyon 2/21 Gull Force Des O Brien. Upacara dimulai dengan nyanyian lagu kebangsaan Australia Advance Australian Fair oleh Amadeus, paduan suara Universitas Pattimura, Ambon.

Seusai upacara, keluarga veteran ini lalu meletakkan karangan bunga di tugu tersebut dan mengunjungi setiap makam kerabat mereka dan meletakan karangan bunga yang sama.

Di taman Makam Persemakmuran ini tercatat ada 694 kubur tentara dari total 1.131 tentara 2/21 Gull Force yang datang ke Ambon akhir tahun 1941. Gull Force datang ke Ambon untuk memperkuat pasukan Belanda di Ambon guna menahan invasi Jepang. Namun upaya ini gagal karena awal Februari 1942, Ambon jatuh ke tangan Jepang.

Banyak tentara sekutu meninggal akibat perang itu, dan banyak pula yang ditahan. Sebanyak 300 tentara Gull Force yang ditahan baru dibebaskan dan kembali ke Australia, tanggal 10 September 1945 atau setelah Perang Dunia II berakhir.

“Untuk itu, setiap 10 September, kami selalu datang ke Ambon untuk memperingatinya. Ini bagian dari sejarah yang tidak akan kami lupakan,” tutur Des O Brien.

Setelah melaksanakan upacara di taman persemakmuran tersebut, puluhan anggota keluarga Gull Force ini kemudian mendatangi Tugu Peringatan Perang Australia di Kuda Mati, Ambon. Di sana mereka meresmikan prasasti peringatan yang berisi 352 nama tentara 2/21 Gull Force yang selamat dari perang di Ambon.

Di tugu ini, mereka juga menggelar upacara selama kurang lebih 30 menit. Dan setelah itu mereka meletakan karangan bunga di tugu dan prasasti tersebut. Sebelumhya, dua anggota dari mereka menaikkan bendera kebangsaan Indonesia dan Australia setengah tiang di tugu tersebut. Seusai upacara di Tugu ini, mereka lalu foto bersama di lokasi tersebut.

Pembangunan prasasti ini atas ide dari Lyle Taylor (60) yang pamannya merupakan bagian dari Batalyon 2/21 Gull Force. “Tahun 2010, saya pertama ke Ambon untuk memperingati hari pembebasan. Saat itu saya melihat ada yang kurang, yaitu nama-nama prajurit yang selamat dari perang, yang tidak ada di tugu-tugu peringatan di Ambon. Yang ada hanya nama prajurit yang gugur. Padahal nama-nama yang selamat itu penting juga untuk diketahui generasi penerus kami,” jelas Lyle.

Tidak hanya memperingati hari pembebasan, keluarga veteran Gull Force juga memberikan bantuan peralatan sekolah ke anak-anak di dua sekolah di Desa Hative Besar, Ambon dan anak-anak sekolah di Desa Kilang, Ambon. Menurut Bendahara Asosiasi Batalyon 2/21 Gull Force Rob McDougall, bantuan itu bukan kali pertama diberikan. Setiap peringatan hari pembebasan selalu dibarengi dengan pemberian bantuan ke desa-desa di Ambon.

“Bantuan diberikan sebagai bentuk balas jasa atas bantuan masyarakat Ambon pada prajurit Gull Force,” kata Rob.

Selama ditahan tentara Jepang, warga Ambon secara diam-diam kerap memberikan bantuan makanan dan minuman pada prajurit Gull Force. Selain itu, warga Ambon pun kerap menyelamatkan prajurit Gull Force, sehingga bisa lari dari tahanan. Dengan pertolongan itu, 300 prajurit Gull Force bisa bertahan hidup di tahanan dan 52 prajurit lainnya bisa melarikan diri dan kembali ke Australia. Dari jumlah tersebut, yang hingga kini masih hidup, sebanyak enam orang. Usia mereka sudah di atas 90 tahun.

“Karena usia yang sudah lanjut dan kondisi kesehatan tidak lagi memungkinkan mereka bepergian jauh, tidak ada veteran yang ikut datang ke Ambon. Tahun 2011 merupakan tahun terakhir veteran perang ikut ke Ambon,” kata Rob.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com