NUNUKAN, KOMPAS.com – Sempat dinyatakan nyaris bangkrut karena utang yang menumpuk dan di-blacklist oleh sejumlah vendor obat, kondisi pelayanan dan ketersediaan obat obatan di RSUD Nunukan, Kalimantan Utara, diklaim mulai normal.
Plt Direktur RSUD Nunukan Muhammad Saleh mengatakan, pelayanan kefarmasian masih berjalan dalam rel standar, dengan stok obat untuk 1 sampai dengan 2 pekan mendatang.
"Ini terus kita pertahankan. Jika perlu stok meningkat dari 2 sampai dengan 3 pekan ke depan. Dan ini target jangka pendek kita seperti ini. Jadi ketersediaan (obat) masih dalam ruang lingkup aman," ujar Saleh, Rabu (3/7/2024).
Baca juga: RSUD Nunukan Kolaps, Utang Menumpuk, Obat Habis sampai Tak Mampu Bayar Air dan Listrik
Kekurangan obat juga sudah diantisipasi RSUD dengan menjalin kerja sama bersama sejumlah apotek di Nunukan.
Selain kefarmasian, pelayanan diklaim juga berjalan dengan baik.
Operasional CT Scan yang tadinya belum aktif akibat kendala tunggakan BPJS, saat ini sudah teratasi.
Persoalan CT Scan di RSUD Nunukan sempat menjadi keluhan. Salah satunya adalah keluarga pasien diabetes, Novita, warga Jalan Kampung Tator, Nunukan.
Baca juga: Terlilit Utang Judi Online, Pria di Kotabaru Kalsel Bunuh Diri
Baca juga: Tambal Utang RSUD Nunukan, Pemda Nunukan Gelontorkan Rp 25 Miliar
Perempuan yang menemani ibundanya untuk pengobatan diabetes ini, diminta membayar CT Scan secara mandiri, dengan alasan BPJS belum meng-cover CT Scan.
Saat itu, ibunda Novita mengalami kejang-kejang, dan disarankan segera untuk pemeriksaan CT Scan.
"Katanya BPJS belum kerja sama dengan CT scan dan belum ada penanggungjawabnya. Cuman karena kemarin aku butuh cepat, jadi mau ndak mau bayar mandiri Rp 1.075.000," kata Novita.
"Kendalanya hanya di CT Scan saja. Kalau obat, aku tebus di apotek RSUD saja. Lagian obat diabetes kan insulin saja," kata dia.
Baca juga: Cerita Muryati, Bertahan Berjualan Beras sejak 1980, Sempat Bangkrut dan Kiosnya Terbakar 2 Kali
Saleh juga membenarkan, RSUD Nunukan baru meneken perpanjangan kerja sama dengan BPJS untuk operasional CT Scan. Surat tersebut, diterima 1 Juli 2024.
Bukan hanya CT Scan saja, termasuk juga kerja sama mamografi.
"Selanjutnya tahun depan, bukan saja dua alkes (CT Scan dan Mamografi), nanti juga kita kerjasamakan Cath Lab," kata Saleh lagi.
Baca juga: Ramai Disebut Tahan Alkes Kencing WNA Difabel, Ini Kata Bea Cukai Bali