PONTIANAK, KOMPAS.com - Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengaku heran dengan anggaran Intruksi Presiden Jalan Daerah yang tak kunjung dikucurkan hingga Juni 2024.
Menurut Lasarus, seharusnya program tersebut sudah berjalan.
“Harusnya sudah jalan ya,” kata Lasarus saat dihubungi, Selasa (25/6/2024).
Lasarus memastikan, dalam waktu dekat Komisi V DPR akan menggelar rapat dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) membahas hal ini.
Baca juga: Dana Inpres Belum Cair, Jalan Kendawangan-Ketapang Kalbar Tak Kunjung Diperbaiki
“Kami akan ada rapat dengan PU waktu dekat, akan kami tanyakan apa masalahnya,” ujar Lasarus.
Sementara itu, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalbar Handiyana mengatakan, pembangunan Jalan Kendawangan-Ketapang sepanjang 25 kilometer menggunakan anggaran Inpres Jalan Daerah dilakukan tahun 2024 ini.
“Anggarannya sekitar Rp 59,5 miliar, diharapkan jalan tersebut bisa teratasi tahun ini,” kata Handiyana.
Kucuran dana sebesar Rp 59,5 miliar dianggarkan melalui Inpres Jalan Daerah (IJD). Dengan anggaran itu diharapkan segmen Pesaguan-Kendawangan bisa teratasi pada 2024.
Namun, kata Handiayana, hingga kini anggaran Inpres Jalan Daerah 2024 masih belum diketuk palu. Anggaran penanganan jalan tersebut masih berproses di Kementrian Keuangan.
“Semoga bulan Agustus sudah mulai. Kami pastikan langsung melaksanakan jika anggaran tersebut telah diketuk palu,” ungkap Handiyana.
Baca juga: Sering Terjadi Kecelakaan, Warga Desak Pemerintah Perbaiki Jalan Kendawangan-Ketapang
Sebelumnya, jalan yang menghubungkan Kecamatan Kendawangan-Ketapang, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) berlubang dan rusak parah namun tak kunjung diperbaiki.
Padahal jalan tersebut masuk dalam Intruksi Presiden Jalan Daerah. Akibatnya sejumlah warga berang, bahkan menuding pemerintah telah berbohong.
Warga bernama Aswanar mengatakan, lubang-lubang yang menganga di jalan itu menjadi ancaman bagi pengendara. Tak sedikit, pengendara sepeda motor yang menjadi korban kecelakaan.
“Tak hanya luka-luka, tapi ada yang meninggal. Bahkan, ada yang terpaksa melahirkan di jalan dan beritanya viral,” kata Aswanar saat dihubungi, Senin (24/6/2024).
Warga lainnya, Hariansyah mengaku rusaknya Jalan Kendawangan-Ketapang semakin parah sekitar delapan bulan terakhir.
Padahal jalan ini adalah urat nadi masyarakat yang menghubungkan banyak kecamatan di Ketapang.
"Paling banyak kecelakaan di sini anak sekolah, pelajar SMP dan SMA,” ungkap Hariansyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.