“Itu tadi, hasil bagus, tetapi dibeli dengan harga murah. Warga tidak bisa menghidupkan keluarga khusus menyekolahkan anak dari hasil pertanian, jadinya merantau ke luar daerah,” katanya.
Warga lain, Ali mengaku memiliki satu hektare kebun yang di dalamnya terdapat pohon pala dan pisang.
Ia sangat menyayangkan karena harga komoditi seperti pala dan cengkeh ditekan karena jalan buruk.
Baca juga: Legenda Pantai Enagera di Kaki Gunung Api Ebulobo Flores (1)
“Kami mau bawa ke kota, itu tadi akses susah. Terpaksa kami jual di pengepul yang berani datang ke sini dengan harga yang sangat kecil."
"Tetapi, itu sudah kenyataan kami di sini. Mau omong apa lagi. Sudah bosan mengeluh soal jalan,” ungkap dia dengan kesal.
Tak hanya berdampak pada sektor ekonomi, akses jalan buruk juga membuat warga sering menggotong saat ada pasien yang diantar ke puskesmas.
“Kalau musim hujan, saat ada ibu hamil yang mau lahiran dan pasien sakit lainnya, harus ditandu karena jalan tidak bisa dilalui mobil,” ungkap Niko, tokoh masyarakat desa Woloede.
Ia pun berharap pemerintah daerah bisa mendengar keluhan masyarakat beberapa desa tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.