Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSUD Nunukan Kolaps, Bupati Mengaku Sudah Kerap Tawarkan Solusi, tapi Dirut Terus Menolak

Kompas.com - 24/06/2024, 14:39 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.comBupati Nunukan, Kalimantan Utara, Asmin Laura Hafid, mengaku, sudah lama tahu permasalahan RSUD Nunukan yang banyak utang, sampai nyaris bangkrut di tahun ini.

Kondisi yang terjadi sejak 2021 tersebut, membuat kinerja Dewan Pengawas Anggaran BLUD RSUD Nunukan, yang terdiri dari Asisten I Setkab Nunukan, Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), menjadi sorotan.

"Saya tidak tahu dari Dirut RSUD Nunukan melapor ke Dewas seperti apa. Tapi, yang terjadi di rumah sakit, sebenarnya sudah kita ketahui sejak lama," kata Laura, saat ditemui, Senin (24/6/2024).

Laura mengatakan, Pemkab Nunukan sudah beberapa kali menawarkan bantuan dan solusi agar RSUD segera mentas dari utang yang menumpuk.

Baca juga: Jurus Pemda Selamatkan RSUD Nunukan agar Tak Kolaps, Kucurkan Dana dari BTT dan APBD Perubahan

Namun, Dirut RSUD saat itu, kata Laura, selalu mengatakan mampu untuk mengatasi persoalan tersebut.

Kendati menjawab mampu mengatasi permasalahan utang, nyatanya nominal utang bukannya terselesaikan, melainkan kian menumpuk, sampai akhirnya di-blacklist oleh sejumlah vendor obat.

"Saya mengambil kebijakan untuk mengganti Dirut RSUD Nunukan. Tapi, tentu harus ada audit dan sebagainya, sehingga mencuatlah masalah ini. Kita sangat menyesalkan mengapa persoalan ini tidak diselesaikan dari dulu dulu," imbuh dia.

Laura menegaskan, persoalan pengelolaan BLUD Nunukan menjadi urusan internal RSUD, sehingga Pemerintah Daerah tidak boleh terlalu dalam mencampuri urusan tersebut.

Pemkab Nunukan hanya melakukan pengawasan, memberikan saran dan masukan.

"Dari dulu, Direktur RSUD Nunukan sudah kita tawarkan (bantuan anggaran). Tapi, beliau tidak mau. Jadi kan susah juga. Kita menawarkan solusi A, B, C, dan sebagainya, tapi tidak mau ditindaklanjuti, sampai mencuatlah kasusnya sekarang," kata Laura.

Laura menegaskan, Pemkab Nunukan sudah meminta bagian anggaran untuk menjadikan urusan RSUD Nunukan sebagai skala prioritas dan urgen.

Terlebih, urusan ini sudah menjadi perhatian pusat, di mana Kemendagri sudah meminta penyelesaikan masalah, dengan mengalokasikan sebagian anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp 6,5 miliar, dan menggeser anggaran APBD Perubahan 2024, dengan asumsi Rp 19 miliar.

"Saya sudah perintahkan pelunasan utang RSUD Nunukan tahun ini juga. Kita sudah alokasikan sper anggaran BTT yang Rp 15 miliar, yang peruntukannya untuk penanggulangan bencana banjir tahunan di pelosok perbatasan RI Malaysia. Sekitar Rp 6,5 miliar untuk RSUD. Dan anggaran perubahan 2024 nanti untuk pelunasannya," tegas dia.

Baca juga: Tambal Utang RSUD Nunukan, Pemda Nunukan Gelontorkan Rp 25 Miliar

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Kesehatan Nunukan, Miskia mengatakan, kondisi RSUD di ambang kebangkrutan.

Dia mengungkap, periode Mei 2024 kas RSUD sudah kosong. Imbasnya, tagihan operasional rutin, seperti, air, listrik, dan oksigen, tidak terbayar.

“Kas RSUD di bulan Mei 2024 itu nol rupiah. Air PDAM sudah tidak terbayar 5 bulan, sekitar Rp 520 juta. Oksigen masuk 3 bulan belum terbayar. Itu perbulannya Rp 210 juta. Termasuk tagihan listrik PLN. Kita juga sudah di-blacklist oleh sejumlah vendor obat,” ungkap Miskia.

Merujuk catatan keuangan, RSUD Nunukan, total utang RSUD Nunukan sejak 2021, sekitar Rp 42.287.779.060.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Kuliner Lontong Khas Nusantara yang Menggugah Selera

15 Kuliner Lontong Khas Nusantara yang Menggugah Selera

Regional
Menangkal Potensi Zoonosis Tuberkulosis pada Orang Rimba

Menangkal Potensi Zoonosis Tuberkulosis pada Orang Rimba

Regional
Komunitas Pemalang Bergerak Sulap Sampah Jadi 'Paving Block'

Komunitas Pemalang Bergerak Sulap Sampah Jadi "Paving Block"

Regional
Seorang Pria Ditemukan Tewas di Pondok Kebun Sawit Bangka Barat, Ada Luka Lebam

Seorang Pria Ditemukan Tewas di Pondok Kebun Sawit Bangka Barat, Ada Luka Lebam

Regional
Pembunuh Terapis di Grobogan Ternyata Sempat Nyabu Sebelum Beraksi

Pembunuh Terapis di Grobogan Ternyata Sempat Nyabu Sebelum Beraksi

Regional
SPBU di Karanganyar Terbakar, Awalnya Muncul Percikan Api dari Mobil

SPBU di Karanganyar Terbakar, Awalnya Muncul Percikan Api dari Mobil

Regional
Pengurus Yayasan Rehabilitasi Narkoba di Sambas Ditangkap Jualan Sabu

Pengurus Yayasan Rehabilitasi Narkoba di Sambas Ditangkap Jualan Sabu

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Regional
Pengakuan Tahanan di Mataram yang Kabur Usai Sidang, Tak Diborgol dan Rindu Anak

Pengakuan Tahanan di Mataram yang Kabur Usai Sidang, Tak Diborgol dan Rindu Anak

Regional
Nekat Bunuh Terapis Pijat Demi Utang Judi, 2 Pria Grobogan Terancam Hukuman Mati

Nekat Bunuh Terapis Pijat Demi Utang Judi, 2 Pria Grobogan Terancam Hukuman Mati

Regional
Ratusan TKI di Malaysia Datang ke Sebatik untuk Coklit, demi Hak Pilih di Pilkada 2024

Ratusan TKI di Malaysia Datang ke Sebatik untuk Coklit, demi Hak Pilih di Pilkada 2024

Regional
Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Ini Berjaga Saat Bos Distro Bunuh Korban

Jasad Penagih Utang Dicor, Karyawati Ini Berjaga Saat Bos Distro Bunuh Korban

Regional
Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebab Kematian Bukan Dianiaya tapi Patah Tulang

Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebab Kematian Bukan Dianiaya tapi Patah Tulang

Regional
Kapal Mati Mesin, 12 Dewasa dan Seorang Anak Terombang-ambing di Laut Bangka

Kapal Mati Mesin, 12 Dewasa dan Seorang Anak Terombang-ambing di Laut Bangka

Regional
Tren Pernikahan Anak Turun, Kemenag dan PPA Diminta Perhatikan Angka Perceraian yang Naik

Tren Pernikahan Anak Turun, Kemenag dan PPA Diminta Perhatikan Angka Perceraian yang Naik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com