MATARAM, KOMPAS.com- Seorang santriwati Pondok Pesantrean Al Aziziyah, Kapek Lombok Barat, berinisial NI (13) asal Ende, Nusa Tenggara Timur diduga mengalami koma dengan kepala dan mata membengkak di ruang ICU RSUD Soedjono, Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat sejak Sabtu (22/6/2024).
Ayah kandung NI Mahmud mengungkapkan ada kejanggalan yang membuatnya merasa bahwa putrinya koma lantaran adanya kekerasan.
"Putri saya sudah tiga hari mengalami koma, kami sekeluarga merasa janggal dengan kondisi putri kami," kata Mahmud, Senin ( 24/6/2024).
Baca juga: Sebulan Buron, Pimpinan Ponpes Tersangka Pencabulan 4 Santriwati Dibekuk
Mahmud mengaku sempat mendengar putrinya memberi petunjuk bahwa dia dipukul oleh kawannya di bagian kepala dengan kayu.
"Saya tanya siapa yang memukul, anak saya hanya diam dan kini dia benar-benar tak bisa bicara," katanya.
Kuasa Hukum korban dari Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) Fakultas Hukum Universitas Mataram Yan Mangandar mengungkapkan, kondisi korban masih belum memungkinkan dimintai keterangan secara mendetail.
"Saya melihat kondisi korban memang sangat memprihatinkan, wajah dan matanya bengkak dan lebam serta ada pembengkakan di kepala, kami semua masih menunggu keterangan dokter," kata Yan.
Baca juga: Santriwati di Riau Babak Belur Dianiaya Pengemudi Kapal karena Menolak Turun
Yan juga mengatakan bahwa keluarga korban masih menunggu keterangan dari pihak pondok pesantren Al Aziziyah atas apa yang dialami oleh putri mereka.
"Mengapa korban didapati orangtua sudah dalam kondisi kritis dan kini koma, keluarga butuh penjelasan detail soal itu," katanya.
Baca juga: Kronologi Santriwati di Inhil Dianiaya Pengemudi Kapal Pompong
Yan menjelaskan bahwa korban awalnya dibawa ke klinik di Lombok Timur oleh orangtua kawannya sesama santri. Sebab saat itu korban terbaring lemah di asrama karena demam dan tak mau makan.
Namun karena kondisinya makin memburuk korban dirujuk ke RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur.
Hingga saat ini korban telah dirawat selama 11 hari dan sudah empat hari terakhir berada di ruang ICU RSUD Selong.
Pihak Pondok Pesantren Al Ziziyah Selong, Lombok Barat membantah tudingan terjadi penganiayaan atau kekerasan di pondok pesantren yang menyebabkan santriwati dalam kondisi kritis.
H. Amiruddin, juru bicara Ponpes yang juga merupakan Pengasuh Utama Asrama Putra, mengatakan bahwa NI adalah santri yang baik dan tidak memiliki musuh.
"Begitu kasus ini muncul kami melakukan investigasi semalam di lingkungan pondok," kata Amiruddin, Senin (24/6/2024).
Baca juga: Satu Santriwati di Rokan Hilir Meninggal Usai Makan Siomay, Belasan Korban Lainnya Dibawa ke RS
Pihak pondok sudah meminta keterangan pada teman dekat dan teman satu kamar NI sebagai bagian dari upaya mengetahui duduk persoalan kasus ini.
"Setelah kami melakukan investigasi semalam, setidaknya ada dua hal penting, pertama kami mencari tahu siapa adik kita yang sakit ini, lalu bagaimana kesehariannya, dia merupakan anak baik yang disenangi kawan-kawannya," jelasnya.
NI, kata dia, adalah salah satu santriwati berprestasi di pondok pesantren itu.
Amiruddin mendapatkan informasi bahwa NI sakit saat berada di pondok pesantren.
"Ada semacam benjolan di lubang hidunya yang bernanah yang membuatnya meriang meriang, dan ini merupakan cerita awal sakitnya NI," kata Amiruddin.
Menurutnya, ada kawan NI yang melihat NI menusuk jerawat di hidungnya mengunakan jarum pentul jilbab. Saat itu, kata dia, ada saksi yang melihat dan sempat mengingatkan agar NI tak melakukan hal itu.
Amiruddin menjelaskan, benjol di hidung NI kemudian membesar dan membuat kondisi NI memburuk.
"Kami berharap kita semua merujuk dari keterangan pihak rumah sakit, bukan yang lainnya termasuk keterangan bapaknya yang menyebut anaknya sebelum koma dipukul dengan kayu, sekali lagi itu tidak bisa dijadikan keterangan valid," kata Amiruddin.
Atas semua keterangan tersebut, pihak keluarga dari korban telah membuat laporan ke Polresta Mataram terkait dugaan kekerasan yang dialami putrinya.
Kasat Reskrim Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Putusan Utama yang dikonfirmasi terkait laporan tersebut, membenarkan laporan Mahmud, bapak kandung korban NI telah masuk ke Polresta Mataram, Minggu (23/6/2024) sore.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.