SERANG, KOMPAS.com-Seorang pemilik lapak pengoplos gas subsidi ke non-subsidi di Kota Cilegon, Banten inisial AS (34) dalam delapan bulan beroperasi dapat meraup keuntungan mencapai Rp 3 miliar.
AS dibantu AL (38) sebagai operator dalam sehari dapat mengoplos ratusan tabung gas dengan omset Rp13 juta per hari.
"Perhari keuntungan Rp 13 juta. Sehingga selama satu bulan Rp 390 juta. Beroperasi kurang lebih 8 bulan, total keuntungan yang didapat pelaku kurang lebih Rp 3 miliar," kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Heriyanto kepada wartawan saat rilis di kantornya. Kamis (20/6/2024).
Baca juga: Polisi Bongkar Pengoplosan Elpiji di Cilegon, 2 Pelaku Ditangkap
Diungkapkan Didik, kegiatan pemindahan atau pemyuntikan isi tabung gas dari subsidi ukuran 3 kilogram ke non subsidi 5,5, 12 dan 50 kilogram dilakukan oleh empat orang karyawan.
Adapun cara memindahkan isi tabung menggunakan selang dan regulator gas yang sudah dimodifikasi, sehingga dapat mengalir.
"Pada bagian atas tabung diberikan es batu agar suhu menjadi dingin dan mempermudah proses pemindahan," ujar Didik.
Dikatakan Didik, untuk tabung 12 kilogram membutuhkan 4 tabung 3 kilogram sedangkan tabung 50 kilogram membutuhkan 17 tabung 3 kilogram.
Para pelaku, lanjut Didik, memperoleh gas melon dari pangkalan yang berada di wilayah Kramatwatu, Kabupaten Serang seharga Rp 22.000.
Baca juga: Identitas 17 Korban Tewas akibat Kebakaran Gudang Elpiji di Bali
Untuk setiap tabung ukuran 12 kilogram hasil suntikan dijual dengan harga Rp 200.000 atau di bawah harga pasaran yakni Rp 220.000.
Sedangkan untuk tabung 50 kilogram hasil suntikan dijual kembali dengan harga Rp 750.000, atau lebih murah dari harga pasar Rp 1 juta.
Meski di bawah harga pasaran, selisih modal dengan harga jual per tabung masih cuan.
Contohnya tabung 12 kilogram hanya membutuhkan modal Rp 88.000, dijual Rp 200.000.
Baca juga: Pengoplos Elpiji di Bali Beroperasi 2 Bulan, Mengaku untuk Bayar Utang di Bank
Pelaku pun mendapatkan keuntungan Rp 112.000 setiap tabung yang dijual ke wilayah Serang dan Cilegon.
Lebih besar lagi untuk tabung ukuran 50 kilogram, karena pelaku hanya butuh modal Rp 374.000, dijual Rp 750.000.
Dari setiap tabung 50 kilogram hasil suntikan dari gas subsidi, pelaku mendapatkan untung atau selisih modal Rp 376.000.