SEMARANG, KOMPAS.com - Warga Tambaklorok mengaku jenuh harus meninggikan fondasi rumah setiap beberapa tahun sekali lantaran banjir rob yang melanda semakin tinggi menenggelamkan jalan dan permukiman.
"Kemarin-kemarin itu setiap hari pedandangan truk muatan bolak-balik jalan kampung sini nganter tanah buat nguruk rumah yang kena rob, buat ninggiin rumah. Saya sendiri udah lima kali ninggiin rumah, terakhir 2019 kemarin," tutur Ketua RW 16 Tambakrejo, Slamet Riyadi, saat diwawancarai, Rabu (19/6/2024).
Hal serupa dialami Romdhon, warga RT 03 RW 15 yang sudah bekerja sebagai nelayan selama 45 tahun. Sepanjang puluhan tahun terakhir, dia dan keluarganya merasakan banjir rob mulai dari setinggi mata kaki hingga lutut orang dewasa.
Baca juga: Diklaim Tahan 30 Tahun, Tanggul Tambaklorok Semarang Dibuat seperti Muara Karang Jakarta
Tak jarang Romdhom menggadaikan surat tanahnya sebagai jaminan untuk dapat mengakses pinjaman. Lalu, uang yang didapat digunakan untuk merenovasi atau meninggikan rumahnya yang kian tenggelam direndam rob.
"Mulai 1994 itu ada air pasang (rob) masuk permukiman, 1995 saya mulai ninggikan rumah, sampai sekarang udah lima kali lebih ninggikan rumah, harus cari pinjaman sana-sini pakai jaminan surat tanah," ungkap Romdhon.
Pantauan Kompas.com, jalanan di gang kampung Tambakrejo masih terkena sedikit rembesan rob dari laut. Namun, kondisi itu disebut jauh lebih baik dari sebelum adanya tanggul di kawasan tersebut.
Tak hanya itu, kendaraan bermotor milik warga setempat berisiko rusak berkarat karena sering kali harus menerjang air rob dari laut.
"Dulu secara ekonomi kami harus berpikir untuk berlomba meninggikan rumah. Sekarang dampak rob itu bisa ditandai kalau lihat motor karatan itu pasti punya orang sini orang pantura," imbuh Slamet.
Oleh karena itu, mereka merasa sangat senang dan aman dengan dibangunnya tanggul besar setinggi 2-3 meter. Proyek PUPR itu kokoh berdiri mengelilingi 3,6 kilometer Kasawan Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Tanggul Rob Tambaklorok Semarang, Si Penyelamat Ekonomi Warga yang Masih Perlu Diperkuat
Bahkan, dalam kunjungan kerja, Presiden Joko Widodo menyebut tanggul tersebut mampu menahan rob di kawasan tersebut paling tidak 30 tahun.
Alhasil, kini 2.250 rumah warga tidak perlu diurug tanah dan ditinggikan untuk mencegah genangan rob masuk rumah. Mereka sangat diuntungkan secara ekonomi karena untuk meninggikan fondasi rumah memakan biaya puluhan juta rupiah.
"Sehingga, awal 2023 dibangun tanggul rob tahap 2 di timur wilayah kami. Alhamdulillah kami sangat bersyukur dan berharap semoga wilayah aman," kata Slamet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.