KOMPAS.com - Krisis air bersih di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin meluas hingga tujuh desa. Hal itu terjadi karena dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Camat Wulanggitang, Fredy Moat Aeng menyebutkan, saat ini lebih kurang ada tujuh desa yang mengalami krisis air bersih lantaran air yang selama ini dimanfaatkan warga tercemar abu vulkanik.
Tujuh desa itu yakni Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Desa Persiapan Padang Pasir, Nawakote, Desa Persiapan Nawakote B di Kecamatan Wulanggitang, dan Desa Dulipali di Kecamatan Ilebura.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 900 Meter
"Tujuh desa ini yang mengalami dampak krisis air bersih paling parah," ujar Fredy di Wulanggitang, Rabu (19/6/2024).
Fredy mengatakan kondisi air yang ada wilayahnya cukup mengkhawatirkan. Ditambah lagi aktivitas vulkanik meningkat selama dua pekan terakhir.
Pemkab Flores Timur, lanjutnya, telah mengerahkan dua mobil tangki air untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga terdampak erupsi.
"Hari ini ada penyaluran air bersih di dua desa yakni Klatanlo dan Hokeng Jaya. Selanjutnya disalurkan ke desa-desa lain," ujarnya.
Sampai saat ini status Gunung Lewotobi Laki-laki berada di level III siaga.
Baca juga: Warga Lereng Gunung Lewotobi Kesulitan Sayuran karena Tercemar Abu Vulkanik
Pemkab Flores Timur telah menetapkan status siaga darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki mulai tanggal 10 Juni 2024 sampai 24 Juni 2024.
Pemkab juga telah menyiapkan dua lokasi pengungsian untuk membantu korban dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Dua lokasi tersebut yakni gedung Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Boru di Kecamatan Wulanggitang dan Desa Bokang, Kecamatan Titehena.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.