Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Krisis Lingkungan di Balik Banjir Bandang dan Lahar di Sumbar yang Tewaskan 47 Orang

Kompas.com - 14/05/2024, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

"Karena itu, selain upaya pencarian dan pertolongan, tim gabungan pada hari ini juga berupaya melakukan pembersihan ruas jalan Batusangkar-Padang Panjang yang terdampak endapan lumpur," kata Abdul pada Minggu (12/5).

Di sisi lain, banjir melanda Kecamatan Padang Panjang Barat dan Kecamatan Padang Panjang Timur di Kota Padang Panjang.

Dua rumah di pinggir Sungai Sangkua disebut "hanyut", sementara tiga orang sempat hilang "terbawa arus" di Kota Padang Panjang.

Satu dari tiga orang itu telah berhasil ditemukan dan diselamatkan.

Baca juga: Duka Korban Bencana Banjir Lahar Dingin di Sumbar: Ibu Saya Tak Bisa Diselamatkan...

Bagaimana kesaksian warga?

Berliana Reskyka, warga Jorong Galuang di Nagari Sungai Pua, Kabupaten Agam, mendadak dibangunkan ibunya pada Sabtu malam (11/5).

"Ada galodo," ujar ibunya, menyebut kata di bahasa Minang untuk banjir bandang.

Hujan yang turun sejak magrib ternyata telah memicu banjir yang menggenangi rumah-rumah di Jorong Galuang.

Rumah Nana - sapaan akrab Berliana - terletak di daerah yang cukup tinggi, sehingga terhindar dari banjir.

Namun, warga yang tinggal di daerah bawah langsung terdampak.

Baca juga: Banjir Lahar di Sumbar, Korban Tewas Jadi 43 Orang

Warga yang rumahnya bertingkat, mereka mengungsi ke lantai dua. Lainnya berusaha lari ke daerah tinggi. Namun, sebagian dari mereka hanyut terbawa banjir.

Selewat tengah malam, Nana memutuskan keluar rumah.

Sehari-hari, ia adalah staf pelayanan kesehatan di Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Bukittinggi. Karena itu, ia tergerak untuk menyambangi warga di daerah bawah dan "bantu-bantu".

"Awalnya pas mau datang takut juga kan airnya segede apa," kata Nana, 23 tahun.

"Tapi karena nagari sendiri kan, wilayah sendiri, ya sudahlah inisiatif saja turun."

Ternyata setibanya di sana, banjir telah surut.

Baca juga: Kisah Liza Mencari 5 Anggota Keluarganya yang Hilang Usai Galodo Sumbar Menerjang

Nana lantas berkoordinasi dengan petugas setempat. Tak lama, ada kenalan melihatnya dan segera berteriak, "Nana! Tolong!"

Ada dua perempuan berusia 20-an tahun yang terluka karena banjir. Mereka digendong masuk ambulans, dan Nana pun mengikuti.

Ambulans membawa mereka ke RSUD Dr. Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi. Sepanjang perjalanan, Nana mencoba membersihkan luka dua perempuan itu dan memberikan pertolongan pertama.

"Ada luka lecet, terus ada kupingnya robek," kata Nana.
Sekembalinya dari RS, Nana terus membantu memberikan pertolongan pertama pada warga sekitar hingga kira-kira pukul 4 pagi. Setelahnya, ia kembali ke rumah dan beristirahat.

Pukul 7.30 pagi, ia kembali ke lokasi. Setelah berkoordinasi dengan tim SAR, ia membantu membuka posko bencana.

Baca juga: Galodo Sumbar Tewaskan 41 Orang, Unand Izinkan Kuliah Daring

Sejumlah warga yang telah dipulangkan dari RS karena lukanya tak parah lantas lanjut dirawat di posko itu.

Nana lalu seharian merawat warga di sana sembari mendengarkan kisah-kisah mereka.

"Ada yang nangis-nangis, histeris, karena kan keluarga masih ada yang belum ketemu. Ada juga yang sudah ketahuan sudah meninggal dunia," kata Nana.

Hingga Minggu sore (12/5), 10 warga Jorong Galuang tercatat meninggal dunia karena bencana ini.

Banjir yang terus berulang

Dalam enam bulan terakhir, banjir bandang dan lahar telah terjadi berulang kali di sejumlah daerah di sekitar Gunung Marapi, Sumatera Barat.

Pada 5 Desember 2023, dua hari setelah erupsi Gunung Marapi yang menewaskan 24 orang, banjir bandang dan lahar melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tanah Datar.

Saat itu, banjir lahar sempat menghantam pemandian air panas di Nagari Pariangan, masjid dan rumah warga di Nagari Batubasa, dan membuat sebuah jembatan rusak di Nagari Baringin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Video Ambulans Bawa Pasien Kritis Tak Bisa Masuk Rumah Sakit karena Terhalang Rombongan Presiden Jokowi di Sampit

Viral, Video Ambulans Bawa Pasien Kritis Tak Bisa Masuk Rumah Sakit karena Terhalang Rombongan Presiden Jokowi di Sampit

Regional
19 Hari Hilang, Penagih Utang di Palembang Dibunuh Nasabah dan Jasadnya Dicor

19 Hari Hilang, Penagih Utang di Palembang Dibunuh Nasabah dan Jasadnya Dicor

Regional
Komnas HAM Sebut Kasus TPPO di NTT Sangat Memprihatinkan

Komnas HAM Sebut Kasus TPPO di NTT Sangat Memprihatinkan

Regional
Kapolda, Wakapolda Banten dan Kapolres Cilegon Dimutasi, Ini Penggantinya

Kapolda, Wakapolda Banten dan Kapolres Cilegon Dimutasi, Ini Penggantinya

Regional
Diduga Terlibat Pembunuhan Wanita yang Jasadnya Dilakban, 2 Pria di Grobogan Diamankan Warga

Diduga Terlibat Pembunuhan Wanita yang Jasadnya Dilakban, 2 Pria di Grobogan Diamankan Warga

Regional
Kebakaran di Kabanjahe, 4 Orang Satu Keluarga Tewas

Kebakaran di Kabanjahe, 4 Orang Satu Keluarga Tewas

Regional
Polisi Gerebek Warnet Sarang Judi 'Online', 3 Pejudi Ditangkap

Polisi Gerebek Warnet Sarang Judi "Online", 3 Pejudi Ditangkap

Regional
Aplikasi Srikandi Pemkot Solo Terdampak Peretasan PDN, Surat-menyurat Pakai Manual

Aplikasi Srikandi Pemkot Solo Terdampak Peretasan PDN, Surat-menyurat Pakai Manual

Regional
18 Warga Luwu Dirawat di RSUD Sawerigading Palopo Diduga Keracunan Makanan di Acara Pengajian

18 Warga Luwu Dirawat di RSUD Sawerigading Palopo Diduga Keracunan Makanan di Acara Pengajian

Regional
6 Perwira Menengah di Polda Lampung Diganti, 2 di Antaranya Direktur

6 Perwira Menengah di Polda Lampung Diganti, 2 di Antaranya Direktur

Regional
Kawal Hak Pilih Warga, Bawaslu Lampung Buka 2.899 Posko Aduan

Kawal Hak Pilih Warga, Bawaslu Lampung Buka 2.899 Posko Aduan

Regional
Gempa di Banggai Terasa hingga Gorontalo, Warga Kaget dan Keluar Rumah

Gempa di Banggai Terasa hingga Gorontalo, Warga Kaget dan Keluar Rumah

Regional
Bawaslu Bakal Turun Langsung Awasi PSU di Kabupaten Batanghari

Bawaslu Bakal Turun Langsung Awasi PSU di Kabupaten Batanghari

Regional
Kapal Nelayan di Aceh Selundupkan 9 Karung Sabu Seberat 180 Kg dari Malaysia

Kapal Nelayan di Aceh Selundupkan 9 Karung Sabu Seberat 180 Kg dari Malaysia

Regional
Tokoh Masyarakat di Solo Jadi Sasaran Coklit Pilkada 2024, Berikut Namanya

Tokoh Masyarakat di Solo Jadi Sasaran Coklit Pilkada 2024, Berikut Namanya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com